SENYUM SIMPATIK SEORANG PEMERKOSA!!!

SENYUM SIMPATIK SEORANG PEMERKOSA!!!

"Tahun 2018, saya menghadap ketua yayasan dengan maksud meminta perlindungan. Saya tidak kuat melihat adik-adik saya, kakak kelas saya mengalami pelecehan seksual. Saya tidak sedang berbicara gosip, karena saya sendiri adalah korban JEP. Tetapi kami tidak mendapatkan perlindungan tersebut."

Begitu pengakuan seorang perempuan secara publik, atas tragedi yang dialaminya saat menjadi siswi sekolah Selamat Pagi Indonesia. Ia dan ke-14 siswi lainnya mengaku diperkosa oleh seorang motivator terkenal, pebisnis ulung, guru sekaligus pendiri sekolah, Julianto Eka Putra.

BANGSAT!!!

Ketika kita melihat sebuah kejahatan, dan kita punya kuasa untuk menghentikan kejahatan tersebut namun malah tidak berbuat apa-apa. Itu sama saja dengan kita turut melakukan kejahatan tersebut.

Saya tidak habis pikir, seorang ketua yayasan yang mengelola lembaga pendidikan sekolah bisa dengan tega tak bergeming saat salah satu muridnya mengadukan kekerasan seksual yang diterimanya dari pendiri sekolah sekaligus guru tersebut.

Apa iya mereka termakan omongan JEP yang kabarnya sering mengaku punya beckingan ini itu saat menyuruh korban menutup mulut, sehingga mereka takut menghentikan perilaku bejatnya di sekolah? Takut kehilangan pekerjaan, takut kehilangan kenyamanan?

Atau sudah kadung terpesona dengan senyum dan sapa yang menyembur dari sang motivator sehingga tidak mau mencium kebusukan laku dan hatinya dibalik segala kata-katanya yang terkesan penuh makna?

JEP telah menodai 15 orang anak didiknya, siswi SPI yang masuk ke sekolah tersebut karena diiming-imingi pendidikan gratis yang berkualitas. 

JEP memperdaya para donatur yang berniat tulus berbagi rizki agar anak-anak Indonesia yang kurang mampu, bisa mengecap pendidikan bagus dan bersaing di skala nasional menjadi insan yang bermutu.

Bermutu apanya?

Para siswi dirusak sedemikian rupa. Dirudapaksa, dipaksa oral sex sampai muntah, dipermainkan organ intimnya, dan pelecehan-pelecehan di luar akal sehat lainnya yang bisa dilakukan oleh seorang guru kepada muridnya. 

JEP menghancurkan hati orangtua yang rela menahan rindu setiap hari saat mengingat anaknya yang jauh di mata demi mengejar cita-cita.

Tapi malah pulang dalam keadaan depresi. Tak sanggup menatap masa depan karena dibayangi perlakuan pelecehan seksual yang terus berulang, lagi, lagi dan lagi meski sudah terjadi sekian tahun yang lampau.

Korban baru terus berjatuhan.
Berorang-orang perempuan terus dilecehkan.
Mereka tersakiti di depan mata anda, berteriak mengadu di telinga anda, tapi anda malah pura-pura tuli dan buta hingga membisu.

La hawla wala quwwata Illa billah.

Anda sudah sama bejatnya dengan JEP!!!!

Terimakasih kepada pihak kepolisian yang akhirnya menahan JEP. Meski telat tapi saya tetap mengapresiasi. Maklumlah, menangkap dan mengadili sosok kuat tapi bejat di negeri ini memang bukan perkara mudah. 

Saya harap JEP bisa dihukum seberat-beratnya selaku pelaku pelecehan seksual yang merusak kehidupan generasi bangsa!

HUKUM MATI JEP!!!
PENJARAKAN KETUA YAYASAN!!!

Ttd

(Ibu Aisha Rara)

Baca juga :