[Renungan] AROFAH-MUZDALIFAH YANG MEMBUAT GELISAH

AROFAH-MUZDALIFAH YANG MEMBUAT GELISAH

Dari sekian banyak momen haji..
Bagi saya, ini adalah moment yang paling membuat saya merenung.
Saya bahkan sempat terdiam kosong, ketakutan, sedih, bingung. Nanti saya jelaskan mengapa demikian.

Ini adalah moment ketika para jama'ah bermalam di muzdalifah, sambil mengambil batu kerikil untuk melontar jumroh.

Selepas selesai bermalam.
Para jama'ah bangun sesuai kelompoknya..
Lalu antri berbaris menunggu busnya untuk selanjutnya diantarkan ke mina. Melontarkan jumroh pertama.

Saya menyaksikan...
Jutaan orang berkumpul dengan semua kerepotannya. Dengan semua bebannya masing-masing.

Betapa lelahnya para jama'ah. Pasti.
Karena sebelum ini, mereka baru saja menyelesaikan wukuf di Arofah. Mulai dari malam sebelumnya.

Panas.. letih.. lelah.. ngantuk..
Ditambah dengan segenap koper barang bawaan yang tentu tak ringan yang harus tetap dibawa sebagai tanggungjawab masing-masing.

Di sini jama'ah hanya bisa menunggu. Dan ikut perintah petugas.

Disuruh bangun ya bangun..
Antri ya antri..
Tunggu ya tunggu..
Naik bis ya naik..
Kapan waktunya? Tidak ada yang tahu pasti. Bisa segera diangkut, bisa tidak.

Sekilas yang saya lihat bukan lagi jama'ah.
Tapi manusia.

Inilah gambaran nanti manusia saat menanti gilirannya diganggil.
Pasrah.. takut.
Was-was.. ini mau kemana.
Lengkap dengan membawa amal masing-masing..

Menunggu dipindahkan ke tempat selanjutnya. Yang belum tahu.. apakah di sana lebih enak atau lebih susah.

Saya kebayang..
Betapa kelak kita semua akan mengalami itu dengan level yang mungkin ribuan kali lipat lebih mendebarkan.

Tak ada peluang kembali..
Tak ada peluang mengulang..
Catatan amal sudah di tangan..
Siap dipertanggungjawabkan..
Hanya bisa mengikuti arahan para malaikat mau dibawa kemana.

Semua sibuk dengan urusannya masing-masing. Tak ada yang bisa menolong..
Tak asa yang bisa dimintai tolong.

Di saat itu..
Mungkin kita semua hanya bisa tertegun pasrah, takut, bingung dan gelisah.
Berjalan rasanya berat karena takut.
Namun juga tak bisa diam karena pasti dipaksa.

Alhamdulillah..
Bersyukur masih ada waktu.
Masih ada di dunia. Masih ada kesempatan.

Semoga ini jadi pelajaran penting..
Bahwa kelak kita harus mempersiapkan hari dimana kita dipanggil untuk menjawab semua tindakan. Dalam keadaan yang penuh gelisah.
Silahkan banyak tertawa selagi bisa.
Banyak jumawa selagi mampu.

Salam,

(Andre Raditya)

Baca juga :