Anis Matta: Inilah Buah Liberalisasi Pendidikan... Orangtua Indonesia Makin Sulit Biayai Kuliah Anak

Orangtua Indonesia Makin Sulit Biayai Kuliah Anak

Kemarin, Kompas mengangkat isu di headline-nya yang mengingatkan kita pada satu isu strategis yang tersembunyi dari keramaian “news of the day”.

Inilah buah dari liberalisasi di berbagai sektor kehidupan, termasuk di sektor pendidikan. Universitas disuruh menghidupi diri sendiri. Cara paling mudah tentu dengan menaikkan uang kuliah. Akibatnya, pendidikan sulit diakses oleh orang miskin dan tidak lagi menjadi pengungkit mobilitas vertikal.

Coba kita lihat lagi, berapa jumlah universitas negeri di Indonesia? Universitas negeri adalah instrumen kebijakan afirmatif dari negara untuk menurunkan biaya dan membuka akses bagi rakyat terhadap pendidikan tinggi.

Tidak usah Indonesia. Coba kita lihat di Jabotabek. Di megapolitan ini saya pikir paling tidak kita butuh satu institut teknologi sekelas ITB (atau bahkan MIT) untuk merespons revolusi teknologi dan sains yang terus bergulir dengan cepat.

Di Depok, jika tidak ada pemindahan kampus UI dari Salemba, apa akan ada universitas negeri? Bagaimana dengan Bekasi dan Tangerang (baik kota maupun kabupaten) yang jaraknya hanya “selemparan batu” dari pusat pemerintahan dan ekonomi nasional?

Peningkatan jumlah dan kualitas serta kemudahan bagi rakyat mengakses pendidikan tinggi adalah salah satu isu penting bagi Partai Gelora karena bobot strategisnya.

Ini berhubungan dengan mobilitas sosial dan kesejahteraan rakyat, pembentukan kelas menengah yang berdaya, tumbuhnya kota-kota yang makin maju dan modern, peningkatan daya saing sains dan teknologi serta cita rasa budaya yang menjadi pilar peradaban.

Kita harus “move on” dari situasi ini. Harus ada inovasi bahkan revolusi politik pendidikan dengan keberpihakan pada rakyat. Agar kaum muda yang digadang-gadang menjadi bonus demografi tidak berubah menjadi beban demografi.

(Anis Matta)
Baca juga :