Ketika Penyeru Islam Dicap Radikal
Ketika para ulama dicap radikal ...
Ketika para penyeru kebenaran dicap intoleran ...
Ketika para pembela agama difitnah berbahaya ...
Santai aja, wong yang ngasih label radikal itu justru musuh-musuh Islam yang tak suka agama Allah diperjuangkan.
Santai aja, wong yang ngasih label radikal itu paling-paling yo belum pernah duduk halaqoh menyimak kajian intensif para penceramah yang inspiratif ini.
Santai aja, wong yang ngasih label intoleran itu justru orang-orang yang tolerannya malah pada kelakuan yang bertentangan dengan Islam.
Santai aja, wong yang masuk daftar penceramah radikal itu justru para pendobrak kejumudan berpikir umat, yang mampu mengantarkan ribuan orang ke jalan rahmat.
Santai aja, wong yang namanya disebut-sebut radikal itu justru para peubah pemikiran umat setelah sekian tahun tanpa sentuhan dakwah yang mengubah.
Santai aja, wong yang namanya dakwah radikal itu artinya revolusioner, mengubah total dari masyarakat liberal yang tak berbasis agama ke masyarakat beradab berbasis wahyu Allah Swt.
Santai aja, wong yang nanya dakwah itu pasti ada pembencinya, dan mereka adalah yang benci perubahan menuju Islam kaffah, sebagaimana Rasulullah Saw dibenci karena hendak mengubah masyarakat Makkah yang kafir jadi masyarakat Islam.
Santai aja, yang namanya cinta yang mendalam itu akan muncul dari rasa benci yang mengakar, sebagaimana Umar bin Khattab begitu mencintai dan membela Islam.
Jadi, kita doakan saja para penyeru Islam yang dicap radikal itu semoga semakin dicintai Allah, dicintai umat, diberi umur berkah dan semakin merajalela dakwahnya. Seseungguhnya, memuncaknya kebencian itu pertanda kemenangan semakin dekat. Allahu akbar. Aamiin.
(Oleh: Yu Patmi)