IDENTIFIKASI DAJJAL (Bagian 2)

IDENTIFIKASI DAJJAL (Bagian 2)

Oleh: Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin)

Tentu saja ini pembahasan yang sangat panjang.

Potensi debatnya bisa berlarut-larut.

Bisa berbuku-buku.

Memperdebatkan penipu kelas kecil saja yang sebenarnya sangat jelas hakikatnya masih bisa panjang dan berlarut-larut, apalagi Penipu Terbesar Sepanjang Masa.

Tapi saya akan meringkaskan beberapa pokok-pokok terpentingnya.

Intinya, semua hadis Nabi ﷺ yang valid tentang Dajjal adalah petunjuk berharga untuk mengidentifikasinya. Hanya saja cara memahaminya harus dipagari dengan  kaidah memahami dalil. Agar tidak liar dan penuh fantasi seperti yang dilakukan Muhammad Isa Dāwud, seorang wartawan Mesir yang bukunya lumayan jadi idola sejumlah penceramah akhir zaman.

Berikut ini beberapa prinsip penting untuk mengidentifikasi  yang bisa digali dari hadis-hadis Nabi ﷺ tentang Dajjal.

PERTAMA, selalu waspadalah dengan semua “Meteoric Rising Star”. 

Apalagi yang berskala internasional. “Ojo gumunan” (jangan mudah kagum) kata orang jawa. Jangan mudah jatuh cinta. Pertahankan kekaguman hanya kepada Allah, Rasulullah ﷺ , para Sahabat dan hamba-hamba yang sudah jelas nasibnya diridai Allah. Kebanyakan orang tersesat dan tertipu karena gampang kagum dengan tokoh baru yang diorbitkan. 

KEDUA, waspadalah terhadap gagasan terkait Allah dan tawaran kesejahteraan duniawi. 

Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa 10 ayat pertama surah al-Kahfi itu penangkal Dajjal. 

Ini jangan dibayangkan Dajjal itu seperti jin nakal yang dibacakan ayat surah al-Kahfi sebagai ruqyah lalu dia lari terbirit-birit. Itu bayangan yang terlalu naif. 

Maksud Rasulullah ﷺ memerintahkan membacanya adalah digali ilmunya, kandungannya, dan prinsip hidupnya.  Lalu pegang dan amalkan. Silakan dibaca kitab al-Burhān fī ‘Ulūmi Al-Qur’an karya al-Zarkasyī untuk mendapat pengertian yang lebih akurat terkait hadis tersebut. 

Ilmu terpenting dalam 10 ayat tersebut adalah ilmu ma’rifatullah dan ilmu zuhud. Fitnah Dajjal yang paling besar memang pada dua hal ini. Saat dia mengaku sebagai tuhan, maka hanya orang-orang yang kenal Allah yang bisa menolaknya. Saat Dajjal menawarkan segala kenikmatan duniawi, hanya orang-orang zuhud yang sanggup menolaknya. Seperti pemuda Ashabul Kahfi yang meninggalkan kemewahan hidup, demi mempertahankan penyembahan terhadap Allah dan menghindar dari fitnah kekufuran. 

Terutama keyakinan Allah menitis pada tubuh manusia, seperti keyakinan sejumlah agama yang berpendapat Allah punya anak. Ini bisa menjadi pintu terbesar Dajjal untuk dipertuhankan sebagaimana nabi Isa dipertuhankan milyaran manusia saat ini. 

Ini pulalah di antara faktor yang membuat saya memutuskan lebih bersikap tegas dan tanpa tedeng aling-aling menyatakan sikap terkait haramnya menyebarkan tasawuf al-Ḥallāj dan tasawuf Ibnu ‘Arabī. Gagasan ḥulūl (menitisnya Tuhan pada hamba), ḥaqīqah muḥammadiyyah (keyakinan segala sesuatu berasal dari nur muhammad) dan waḥdatul adyān (semua agama sama saja hanya beda kulit) adalah jembatan terbesar yang sangat cepat membuat muslim masuk dalam jeratan Dajjal, bahkan mempertuhankan Dajjal.

Jangankan Dajjal, zaman sekarang saja ada orang ngelantur mengaku roh Rasulullah ﷺ menitis (tanazzul) pada tubuhnya, itu saja sudah banyak yang percaya! Ketika disuruh mencium tangan si penipu dengan alasan itu bentuk cium tangan pada Rasulullah ﷺ, para pengagum ini juga masih percaya! 

Bagaimana jika Dajjal nanti saat sudah kadung sangat dicintai dan dikultuskan lalu mengklaim Allah menitis pada dirinya (dengan alasan itu sudah pernah terjadi pada al-Ḥallāj sampai membuatnya mengucapkan syaṭaḥāt)?  

Bagaimana jika dalam kondisi ini lalu Dajjal memerintahkan untuk menyembah Allah semata di ruangan itu seraya bertauhid hanya mengangungkannya?? Para pecinta Dajjal merasa sedang menyembah Allah, sementara faktanya dia sudah menyembah Dajjal! 

Jika lupa, silakan dibaca lagi tulisan saya yang berjudul “HARAM MENYEBARKAN PEMIKIRAN AL-HALLĀJ DAN IBNU ‘ARABĪ”

KETIGA, perhatikan ciri fisiknya.

Ini rahmat Allah yang sungguh besar terhadap umat Islam. Sebab pengetahuan ini hanya diberikan kepada  umat Islam. Nabi-nabi sebelum nabi Muhammad tidak diberi pengetahuan ini. Seakan-akan kita diajari, “Kalian para awam, tidak akan sanggup masuk ke pelik-pelik pemikiran Dajjal atau kiprahnya, karena terlalu samar dan pasti akan membuat bingung. Lihat saja ciri fisiknya. Jika pas dengan deskripsi Nabi ﷺ  maka dia adalah Dajjal, meskipun dia membawa 1000 “mukjizat”, 1000 “karamah”, dan 1000 prestasi menguatkan syariat nabi Muhammad”.

Jadi mulai penting sekarang mendalami ciri-ciri fisik Dajjal dan semua hal yang terkait Dajjal yang tidak terkait pemikiran atau kiprahnya. Misalnya pengetahuan bahwa Dajjal itu berambut keriting, matanya buta sebelah, kulitnya putih, badannya gempal, dadanya bidang, berasal dari ras Israel, kakinya sedikit terpiuh (agak X atau O), tidak bisa masuk Mekah dan Madinah, menguasai hampir seluruh dunia, menjanjikan kesejahteraan/kenikmatan duniawi dan lain-lain. 

Tentu ini masih garis-garis umum sekali.

Masih bisa diperluas, dipertajam dan diperdalam.

اللهم إني أعوذ بك من فتنة المسيح الدجال

👉Baca Bagian 1: https://www.portal-islam.id/2022/03/identifikasi-dajjal.html
Baca juga :