UANG RISYWAH TRAYEK NERAKA

UANG RISYWAH TRAYEK NERAKA

Oleh: KH Luthfi Bashori

Bermula dari keahlian menego, titip proposal, dialog dengan pihak oligarki, memuji pemilik dana, terang-terangan menjilat, bahkan mengorbankan marwah almamater, hingga dana cair, lantas menego ‘para pengikut’ untuk beli suara, kemudian dukungan mengerucut, akhirnya menang.

Di atas ini adalah beberapa istilah dan kata-kata yang sering terdengar dalam dunia risywah atau kronologi penyebab terjadinya sogok menyogok dalam kehidupan di tengah masyarakat.
Entah itu dalam dunia politik, kepegawaian, LSM, bahkan dalam dunia ormas Islam sekalipun.

Rasulullah SAW pernah menggambarkan bagaimana godaan kenikmatan dunia yang sering diperebutkan oleh banyak orang:

“Dunia itu manis lagi hijau, barangsiapa yang memperoleh harta dari usaha halalnya lalu ia membelanjakannya sesuai dengan hak-haknya, niscaya Allah akan memberinya pahala dari nafkahnya itu, dan Allah akan memasukkannya ke dalam surga. Barangsiapa memperoleh harta dari usaha haram lalu ia membelanjakannya bukan pada hak-haknya, niscaya Allah akan menjerumuskannya ke dalam tempat hina (neraka). Banyak orang yang mengurusi harta (milik) Allah dan Rasul-Nya, namun kelak di hari Qiamat akan mendapat siksa neraka. (HR. Imam Baihaqi melalui Imam Ibnu Umar RA).

Istilah ‘manis lagi hijau’, maksudnya dunia ini rasanya manis dan sedap dipandang mata, hingga banyak orang yang mempererbutkannya.

Orang yang memperoleh harta dari usaha yang halal, maka ia akan terbebas dari siksa dan akan mendapat pahala dari Allah, serta dimasukkan ke dalam surga. Akan tetapi, orang yang mendapatkan harta dari hasil jual-beli suara, sogok-menyogok, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka.

Termasuk orang yang mengurusi harta Allah dan Rasul-Nya (baitul mal), atau mengurusi sebuah lembaga yang menggunakan logo Islam (ormas Islam), lantas berlaku curang, maka ia akan mendapatkan siksa neraka.

(*)
Baca juga :