Simulasi Koalisi Pilpres 2024: Prabowo dan Anies Baswedan Capres Favorit

[PORTAL-ISLAM.IDJakarta - Survei Politika Research and Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia (PPI) memproyeksikan peta koalisi pada Pemilu 2024 mendatang. Ada beberapa simulasi koalisi dimana Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jadi calon presiden terfavorit.

Survei PRC-PPI dilakukan pada 12 November-4 Desember 2021 dengan jumlah responden 1.600 orang berusia minimal 17 tahun yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi yang diwawancarai secara tatap muka. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode multistage random sampling.

Dalam simulasi yang digunakan, diasumsikan terjadi dua kelompok koalisi.

Koalisi pertama terdiri dari PDIP, Gerindra, PAN, dan PPP. Sedang koalisi satunya terdiri dari Partai Golkar, NasDem, PKB, PKS, dan Demokrat.

"Pada simulasi koalisi model 1 ini kita coba untuk simulasikan soal capres yang layak diusung. Pilihan publik, kalau koalisinya itu PDIP, Gerindra, PAN, dan PPP, tokoh yang diusung oleh mereka itu totally Prabowo secara mayoritas. Kemudian disusul Ganjar, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, dan Puan Maharani," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno dalam konferensi pers virtual, Senin (27/12/2021), dilansir detikcom.

Sementara, lanjut Adi, di koalisi lainnya dalam model yang sama, disimulasikan Partai Golkar, NasDem, PKB, PKS, dan Demokrat. Menurut survei itu, tokoh yang paling favorit untuk diusung adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Anies memperoleh suara hingga 34,3 persen.

"Ada simulasi lainnya apabila terbentuk satu koalisi ada Golkar, NasDem, PKB, PKS, dan Demokrat, di mana partai-partai ini sudah memenuhi ambang batas presidential threshold, tokoh yang dinilai layak yang pertama Anies Baswedan menurut koalisi yang satu ini. Kemudian disusul Ridwan Kamil, Agus Harimurti, Airlangga Hararto, dan Muhaimin Iskandar," ujar Adi.

Dari hasil simulasi koalisi itu, Adi menilai di persepsi publik ada kombinasi antara elite partai dengan kepala daerah yang saat ini tengah menjabat dalam mengusung capres. Hanya, kata dia, kepala daerah memiliki tantangan tersendiri dalam percaturan politik menuju 2024 apabila sudah tak lagi menjabat pada 2022 dan 2023.

"Kalau melihat dari beberapa simulasi bahwa ada kombinasi dalam persepsi publik bahwa antara elite-elite partai dengan kepala daerah yang saya kira saat ini sedang leading elektabilitasnya dalam beberapa simulasi, tentu terkait dengan variabel-variabel yang kita lakuakan," kata Adi.

"Kalau melihat peta koalisi dan pencapresan masih didominasi oleh kepala daerah yang saat ini menjabat dan elite-elite partai politik. Dalam beberapa survei yang kita lakukan, tantangan terbesar yang dimiliki oleh kepala daerah itu ketika mereka sudah tidak menjadi kepala daerah di 2022 dan 2023," ujarnya.(*)

Baca juga :