[PORTAL-ISLAM.ID] Hari Disabilitas Internasional 2021 menjadi momentum pejabat membuktikan perhatiannya kepada penyandang disabilitas.
Tidak ada perbedaan, penyandang disabilitas harus mendapat perhatian yang sama dengan masyarakat pada umumnya.
Di momen ini pula, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama PT MRT Jakarta meluncurkan fasilitas layanan digital ramah penyandang disabilitas bernama Digital Intelligent Assistant (DINA) di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat, Jumat (3/11).
"Pemprov DKI berkomitmen memberikan fasilitas yang setara bagi seluruh warga. Termasuk sebagian dari warga kita membutuhkan pelayanan khusus, seperti saudara-saudara kita penyandang disabilitas," kata Gubernur Anies Baswedan.
Melalui DINA ini, penyandang disabilitas diklaim bisa leluasa melakukan mobilitas di Jakarta. Anies sendiri mengaku selalu melibatkan komunitas penyandang disabilitas dalam perencanaan fasilitas umum.
"Kita ingin semua spektrum terfasilitasi. Kita harus hindari ableism, perasaan bahwa semua itu memiliki kelebihan di atas penyandang disabilitas. Semua memiliki kesetaraan, kesamaan, hanya terdapat kebutuhan yang berbeda-beda," tegasnya.
Lain cerita dialami Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini. Di momen Hari Disabilitas Internasional, Mensos Risma justru tersandung polemik soal disabilitas.
Mensos Risma menuai kritikan karena memaksa penyandang disabilitas tunarungu berbicara di atas panggung Hari Disabilitas Internasional 2021, Gedung Aneka Bhakti Kemensos, Rabu (1/12).
Cerita tersebut berawal saat Risma bertanya kepada salah seorang penyandang disabilitas rungu wicara dan autisme, Anfield Wibowo di atas panggung. Anfield yang memegang kertas mencoba berbicara dengan dibantu jurubicara bahasa isyarat.
Setelah Anfield, Risma lalu mengajak seorang penyandang disabilitas tunarungu wicara lain bernama Aldi ke atas panggung.
"Aldi, ini ibu. Kamu sekarang harus bicara, kamu bisa bicara. Ibu paksa kamu untuk bicara," kata Risma.
Kepada Aldi, Risma meminta agar berbicara tanpa menggunakan alat bantu.
"Kamu sekarang, ibu minta bicara enggak pakai alat. Kamu bisa bicara," ujar Risma.
Peristiwa ini pun sontak menyedot perhatian publik. Bahkan Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) mengaku tersinggung dengan Risma.
"Kami merasa tersinggung, bahkan merasa heran karena omongan Ibu Risma itu mencerminkan pelanggaran UU 8/2016 tentang Penyandang Disabilitas," tulis Gerkatin dalam keterangan tertulisnya.[rmol]