Ustadzah Matic
Selesai dari mengisi pengajian pada waktu malam, Ustadzah Matic (UM) pun pulang namun sendirian.
Tak berapa lama sebuah taksi melintas dan ia menyetop taksi tsb, UM duduk di sebelah supir. Baru beberapa saat melaju supir taksi tsb menghentikan laju mobilnya, kemudian menodongkan pisau ke arah UM.
Supir tsb mana tahu jika UM dulunya olahragawan, atlit renang dan beladiri, dengan lembut ia berkata kepada supir tsb "Bapak pegang pisaunya salah, bukan begitu." Supir taksi tsb gemetar sambil terus meminta apa yang ada di tas UM.
Dengan tenang UM berkata: "Bapak ini orang baik² bukan orang jahat, ada masalah apa sih pak? kalo bapak butuh uang ini ambil saja honor pengajian saya tadi".
Mengetahui demikian, supir taksi dengan raut wajah kalut dan hampir menangis berkata "saya bingung harus kemana lagi mencari uang bu! istri saya ingin melahirkan tapi kami tidak ada biaya untuk persalinan."
"Ayo pak! bawa istri bapak ke rumah sakit, biar nanti saya yang urus rumah sakitnya, yang penting bapak bawa dulu istri ke rumah sakit," ujar UM.
Singkat cerita bayi dan istri supir taksi tsb lahir dengan selamat, dan semua biaya persalinan diurus oleh UM.
Hubungan keduanya menjadi seperti saudara, terkadang atau pada saat Hari Raya supir taksi tsb bersama keluarganya mengunjungi UM.
(dikisahkan oleh Tri Handayani yang dikenal dengan sebutan Ustadzah Matic, karena tidak ada giginya, efek samping dari kemoterapi, ia divonis kanker colon pada usia muda 16 tahun, tumor otak dan kanker leher rahim pada usia yang masih produktif).
*dari fb Seno Wan Tubikain