Pesan simbolik bagi pemerintah Jokowi dari Buya Syafii Maarif ini Mengejutkan: Tak Perlu Main Buzzer !

[PORTAL-ISLAM.ID]  Cendekiawan Rocky Gerung blak-blakan menilai keberadaan buzzer pendukung Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) saat ini sangat bertentangan dengan Pancasila karena hanya membuat gaduh.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik ini dalam video yang tayang di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Kamis (29/7/21).

Pernyataan Rocky Gerung itu menyindir Ketua Umum PP Muhammadiyah 1998-2005 Ahmad Syafii Maarif yang kini menjabat Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Sebelumnya, Syafii Maarif mengingatkan Pemerintah Jokowi agar tidak menggunakan buzzer untuk menyikapi lawan politiknya.

Syafii Maarif menyarankan pemerintah dan oposisi sebaiknya membangun budaya politik yang lebih arif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Seharusnya Buya Syafii Maarif undang para buzzer dan jelaskan bahwa buzzer itu bertentangan dengan Pancasila,” jelas Rocky Gerung.

Menurut mantan dosen Ilmu Filsafat Universitas Indonesia itu, masukan Buya Syafii Maarif yang meminta pemerintah untuk tidak menggunakan buzzer itu sangat realistis karena bertolak belakang dengan tugas anggota BPIP.

“(Buzzer bertentangan dengan Pancasila), karena tidak mengasilkan persatuan Indonesia, tidak mengandung keadilan sosial, tidak berkemanusiaan yang adil dan beradab, saya kira itu, Buya Syafii,” tegas Rocky Gerung.

Menurut mantan dosen Ilmu Filsafat Universitas Indonesia itu, masukan Buya Syafii Maarif yang meminta pemerintah untuk tidak menggunakan buzzer itu sangat realistis karena bertolak belakang dengan tugas anggota BPIP.

“(Buzzer bertentangan dengan Pancasila), karena tidak mengasilkan persatuan Indonesia, tidak mengandung keadilan sosial, tidak berkemanusiaan yang adil dan beradab, saya kira itu, Buya Syafii,” tegas Rocky Gerung.

Menurut Rocky Gerung, jika para buzzer pemerintah yang saat ini bikin gaduh khawatir tidak dipakai lagi, bisa ditempatkan sebagai komisaris di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di pelosok Indonesia.

“Masih ada kebutuhan (pemerintah kepada buzzer), mungkin semacam konsorsium BUMN gorong-gorong, semuanya (buzzer) dimasukin ke situ karena sesuai dengan habitatnya,” ungkap Rocky Gerung.

Sebelumnya, Syafii Maarif mengingatkan Pemerintah Jokowi agar tidak menggunakan buzzer untuk menyikapi lawan politiknya.

Syafii Maarif menyarankan pemerintah dan oposisi sebaiknya membangun budaya politik yang lebih arif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Dalam situasi yang sangat berat ini antara pemerintah dan pihak sebelah semestinya mampu membangun budaya politik yang lebih arif, saling berbagi, sekalipun sikap kritikal tetap dipelihara,” jelas Syafii Maarif.

“Tidak perlu main “Buzzer-buzzeran” yang bisa menambah panasnya situasi,” ujar Syafii Maarif kepada wartawan beberapa waktu lalu. (genpi/fajar)
Baca juga :