Anis Matta dan Anti Semit

Anis Matta dan Anti Semit

By: Dr. Nandang Burhanudin

Lama tak bersua fisik sejak Corona, saya terhenyak atas keberanian Ketum Partai Gelora yang tanpa basa-basi diplomasi, menyatakan: 

"Orang belum punya bayangan pembubaran negara Israel, padahal banyak terjadi seperti Uni Soviet, malahan menemukan solusi baru. Pembubaran negara Israel bisa menjadi jalan keluar."

Sebuah statemen yang menarik untuk dicermati, di tengah kondisi betapa sulitnya Presiden Erdogan mengajak pada satu kesatuan sikap para pemimpin negara-negara OKI. Malah sebaliknya, motor penggerak negara-negara OKI, merapat dan melakukan normalisasi hubungan, baik diam-diam maupun terbuka. 

Bagi beberapa pihak, pernyataan Anis Matta, didorong pemahaman terhadap konstitusi negara Indonesia dan dipengaruhi parade tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang memang intens berhubungan dengan Palestina. 

Namun bagi Zionis Nusantara, pernyataan Anis Matta, memudahkan mereka mengidentifikasi kalangan anti Semit di Indonesia. Zuonis pesek, yang tentu menjadi operator dari Organisasi Yahudi-Amerika, boleh jadi merancang satu langkah taktis untukbl memasukkan nama Anis Matta ke dalam tokoh dunia anti semit. 

Terkini, adalah nama Presiden Turki. Usai sebelumnya ada 10 tokoh dunia yang dirilis sebagai tokoh anti semit. Di antaranya wartawan senior Gedung Putih, Helen Thomas, sutradara Oliver Stone, Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Mohammad, dan Deputi Menteri Informasi Kabinet Mahmoud Abbas, Al-Mutawakil Taha.

"Daftar yang kami buat juga menunjukan tokoh anti semit merupakan seorang pribadi terkenal yang berasal dari berbagai bidang seperti wartawan, pejabat pemerintah, selebriti, sutradara film terkemuka, dan akademisi," kata Rabi Marvin Hier, pendiri organisasi Yahudi-Amerika sekaligus Dekan Simon Wiesenthal Center di Los Angeles, AS seperti dilansir dari Alarabiya, (20/12) dan dikutip Republika. 

Helen sempat mengeluarkan pernyataan bahwa Israel dan Yahudi harus keluar dari Palestina atau kembali ke Jerman, Polandia, Amerika atau tempat lainnya.

Oliver Stone, dipilih lantaran ia sempat mengatakan Hitler lebih banyak membunuh orang Rusia ketimbang Yahudi selama perang dunia ke II. Dalam pandangan Stone, penderitaan Rusia seolah diabaikan lantaran Yahudi banyak mendominasi media global.

Adapun Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Mohammad mengatakan orang Yahudi selalu akan menjadi masalah bagi negara-negara Eropa. "Bahkan setelah pembantaian oleh Nazi Jerman, mereka yang selamat terus menjadi sumber masalah yang lebih besar bagi dunia."

Anis Matta nampak siap dengan segala cuaca politik global. Mengingat umur Gelora masih seumur jagung, akankah pernyataannya dipandang bahaya oleh Zionis pesek? Let's see.***

Baca juga :