[PORTAL-ISLAM.ID] Menko Polhukam Mahfud MD kembali melempar pernyataan terkait peristiwa kematian enam anggota Front Pembela Islam di Kilometer 50 Tol Jakarta-Cikampek, beberapa waktu lalu.
Mahfud MD mengatakan peristiwa itu terjadi karena laskar FPI memancing aparat untuk melakukan kekerasan.
"Karena konstruksi hukum yang dibangun oleh Komnas HAM itu ada orang yang terdiri dari atau orang bernama laskar FPI kemudian memancing aparat untuk melakukan tindak kekerasan dan membawa senjata. Ada buktinya senjatanya, ada proyektilnya, bahkan di laporan Komnas HAM itu ada juga nomor telepon orang yang memberi komando," kata Mahfud MD usai menemani Presiden Jokowi bertemu dengan Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 9 Maret 2021.
Pernyataan Mahfud MD ini ditanggapi 'FPI Baru' Front Persaudaraan Islam melalui akun resmi twitternya.
"Aparat itu sedang menguntit, artinya TIDAK BOLEH KETAHUAN. Dalam dunia intelijen, kalo target yg dikuntit sadar sedang dikuntit, penguntit harus mundur. Bukan emosi karena ketahuan dan membunuh orang yg sedang dikuntit. Harusnya aparat introspeksi, kok bisa ketahuan?" ungkap Front Persaudaraan Islam melalui akun twitternya @IB_FPI.
"Pak @mohmahfudmd, yg menerobos & mencoba acak-acak iringan HRS itu Polisi. Yg mengacungkan jari 🖕🏻, jg Polisi. Bgimn mgkn anda sebut LaskarFPI yg pancing Polisi? Anda mau sebut jg "Pelayan Cafe yg ditembak oknum Polisi akibat Pelayan tagih bill? Jika tak ditagih takkan terjadi?"," sambungnya.
Pak @mohmahfudmd, yg menerobos & mencoba acak-acak iringan HRS itu Polisi. Yg mengacungkan jari 🖕🏻, jg Polisi. Bgimn mgkn anda sebut LaskarFPI yg pancing Polisi?
— 𝐈𝐒𝐋𝐀𝐌𝐈𝐂 𝐁𝐑𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑𝐇𝐎𝐎𝐃 𝐅𝐑𝐎𝐍𝐓 (@IB_FPI) March 9, 2021
Anda mau sebut jg "Pelayan Cafe yg ditembak oknum Polisi akibat Pelayan tagih bill? Jika tak ditagih takkan terjadi?" https://t.co/IWFYgjbCzb