Anies Baswedan, Idola Baru Kaum Milenial

ANAK muda butuh sosok idola. Mulai dari artis, hingga pemain sepak bola. Bagi kaum milenial, ini bisa jadi motivasi.

Ketika seseorang punya idola, ia ingin hidup dan sukses seperti sosok yang diidolakan itu. Tentu, ini dibutuhkan sebagai daya ungkit dan pembangkit semangat.

Di era digital, para politisi memiliki panggung media yang semakin luas. Tak kalah populer dengan para artis. Anak-anak muda mulai melirik. Sebagian politisi mulai digandrungi dan jadi idolanya.

Kalau dulu ada Budi Utomo, Bung Karno, Bung Hatta, dan Tan Malaka yang pernah menghipnotis pikiran anak-anak muda, kini ada Anies Baswedan. Mantan rektor Paramadina, mantan Mendikbud, dan penggagas Indonesia Mengajar yang sekarang jadi Gubernur Ibukota.

Anies menjadi salah satu tokoh dan kepala daerah terpopuler hari ini. Ia adalah Gubernur DKI Jakarta. Malah banyak yang menyebut Gubernur Indonesia.

Nama dan sosoknya hari-hari menghiasi media. Publik, termasuk kelompok milenial, melihat, membaca, dan menilai. Lalu, tertarik dan terpengaruh oleh pikirannya, kemudian mengidolakannya.

Ada pergeseran positif. Dari cara kaum milenial yang hanya mengidolakan fisik dan penampilan, bergeser ke idola berbasis gagasan dan kecerdasan. Ini tugas orang tua, agamawan, dan akademisi untuk terus menyuburkannya.

Dengan pergeseran ini kita berharap Indonesia akan diisi oleh anak-anak muda yang punya masa depan cemerlang.

Hasil survei Indikator, Anies menempati posisi elektabilitas tertinggi di kalangan milenial. Kalau hari ini ada pilpres, Anies menempati urutan pertama yang banyak dipilih oleh para pemilih dari kalangan milenial.

Kenapa Anies digandrungi kelompok milenial?

Pertama, Anies masih muda, dengan berpenampilan muda. Anak muda lebih sreg dan cocok jika dipimpin tokoh muda dan berpenampilan muda. Usianya sekitar 50 tahun. Berpakaian rapi, dan selalu tampil bersahaja.

Kedua, Anies merangkul, bukan memukul. Cara komunikasi Anies menyejukkan. Enggak baper. Enggak mudah tersinggung. Segala bentuk kritik, bahkan caci maki, dihadapi dengan senyum. Kaum milenial enggak suka pemimpin yang pemarah, senang gebrak meja, dan semua aksi yang bikin suasana enggak nyaman.

Ketiga, Anies satu kata dan perbuatan. Punya komitmen. Kalau bicara ada data, kalau janji ditepati. Anak-anak muda enggak demen sama pemimpin yang mencla-mencle, suka bohong dan ingkar janji.

Keempat, banyak program Anies yang langsung menyentuh kebutuhan anak-anak muda. Mulai perluasan trotoar, jalur sepeda, taman terbuka, food court untuk semua strata, kenyamanan transportasi, hingga stadion berstandar internasional (JIS). Program-program ramah lingkungan macam ini secara natural digandrungi anak-anak muda.

Kelima, udara yang semakin segar di Jakarta. Polusi udara mulai berkurang. Dan Jakarta menjadi kota urutan ke-20 terbersih udaranya di dunia. Aspek lingkungan ini menjanjikan masa depan yang sehat bagi anak-anak muda.

Fakta, bahwa langit Jakarta semakin biru. Udara yang makin bersih dan terang membuka perbukitan dan pegunungan di wilayah Bogor dan sekitarnya mulai jadi panorama yang indah di mata warga Jakarta.

Dari daerah Senen, Anda bisa melihat indahnya Gunung Pangrango, dari Cililitan Gunung Salak tampak semakin terang, dan dari Jalan Antasari Gunung Gede kelihatan begitu dekat. Jakarta tak lagi pekat dengan asap, tapi mulai dikelilingi pemandangan hijau pegunungan.

Keenam, Anies pemimpin yang menjaga dedikasi dan integrity. Meski banyak fitnah dan tuduhan macam-macam, segala upaya menjatuhkan nama baik Anies justru menaikkan gelombang empati dan simpati publik. Terutama kaum milenial.

Di tengah para pejabat yang mayoritas korup dan rakus, cucu pahlawan Abdurrahman Baswedan ini hadir dengan mengikuti jejak integritas dan kepahlawanan kakeknya.

Inilah jiwa dan spirit anak muda yang sesungguhnya: tidak terkontaminasi! Sebuah tren anak muda masa kini. Punya kemandirian dan kedaulatan diri. 

R Kholis Majdi
Pemerhati Kebijakan Publik
Baca juga :