[PORTAL-ISLAM.ID] Belakangan ini, wawancara lama Gus Dur terkait terorisme kembali disoroti di media sosial.
Bahkan, Hidayat Nur Wahid, Wakil MPR RI dan politisi PKS sempat membagikan cuitan yang mengunggah video tersebut di Twitter-nya.
Dalam wawancara itu, Gus Dur menyebut bahwa pelaku pengeboman bisa saja adalah aparat dalam negeri, entah kepolisian atau tentara.
Ucapan Gus Dur itu lalu dikait-kaitkan dengan peristiwa bom bunuh diri yang baru saja terjadi di depan Gereja Katedral Makassar.
Alissa Wahid, putri Gus Dur pun buka suara soal ucapan almarhum ayahnya tersebut.
Menurut Alissa, konteks ucapan Gus Dur telah berbeda dan tidak benar jika digunakan untuk menilai aksi pengeboman saat ini.
Terlebih, saat itu, Gus Dur sedang bicara soal Bom Bali yang memang sudah sangat lama terjadi.
“Konteksnya sudah beda. Misleading kalau gunakan video #GusDur tentang Bali Bombing untuk saat ini,” kata Alissa Wahid di akun twitternya @AlissaWahid pada Selasa, 30 Maret 2021.
Lebih lanjut, Alissa menjelaskan bahwa Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dulu sangat berkuasa sehingga dapat melakukan berbagai hal termasuk rekayasa.
“Jangan lupa, dulu konteksnya 32 tahun dg angkatan bersenjata yg bisa lakukan segalanya, juga rekayasa. Justru itu alasan #GusDur memisahkan ABRI jadi TNI & Polri,” kata Alissa.
“Konteks sekarang, aksi-aksi jaringan teroris termasuk JAD lebih banyak ke markas/pos militer dan polisi, selain ke rumah ibadah,” lanjutnya.
Seperti diketahui, Bom Bali terjadi pada 12 Oktober 2002. Saat itu presidennya Megawati.
Konteksnya sudah beda. Misleading kalau gunakan video #GusDur tentang Bali Bombing utk saat ini.
— Alissa Wahid (@AlissaWahid) March 30, 2021
Jangan lupa, dulu konteksnya 32 tahun dg angkatan bersenjata yg bisa lakukan segalanya, juga rekayasa. Justru itu alasan #GusDur memisahkan ABRI jadi TNI & Polri. https://t.co/fWs8P3omDh
Menarik menyimak penjelasan Gus Dur ... pic.twitter.com/hmrr0xJCNA
— Aidul Fitriciada A (@AidulFa) March 28, 2021