Dedengkot Syiah & Syiah Jelata

Dedengkot Syiah & Syiah Jelata

Oleh: Widi Astuti*

Saat Si Dedengkot Syiah mati, otomatis saya teringat mantan istri keduanya. Penasaran dengan kabarnya. Akhirnya meluncur searching akun fbnya.

Ada beberapa akun fb yang menggunakan namanya. Entah mana yang benar. Soale mayoritas postingan udah lama. 

Kenapa langsung teringat mantan istri keduanya? Karena dia sangat vokal dan berani. Dengan bangganya mengibarkan bendera Syiah. Tanpa tedeng aling-aling mengatakan khawatir jika temannya berubah jadi Sunni.

Intinya dia selalu percaya diri mendeklarasikan kesyiahannya. Sampai saya bengong, kok bisa sih dia PeDe banget? Apa karena merasa di atas angin? Merasa ada yang back up?

Dia cantik, cerdas, pemberani. Wajar banget kalau si dedengkot syiah terpesona. Dan menjadikannya sebagai istri. Mereka menikah selama beberapa tahun. Kemudian mereka bercerai karena beda marja. Si mantan istri lebih "radikal" daripada si dedengkot syiah. Akhirnya berpisah karena beda pemahaman tentang Imam Syiah. Embuh beda piye, aku ora mudeng.

Si mantan istri beberapa kali terlihat bareng dengan imam syiah yang berkunjung kesini. Juga terlihat aktif di berbagai kegiatan. Intinya aktivis kelas berat.

Yang menjadi garis bawah adalah si mantan istri PeDe banget menampakan kesyiahannya. Militan syiah. Selalu lantang meneriakan syiah. Gak tau udah kawin lagi apa belum. 

So, dia aja PeDe di atas kebathilan, kenapa kita enggak? Dia aja memanfaatkan medsos untuk berdakwah syiah, kenapa kita enggak?

Syiah itu jelas bathil. Tapi dia PeDe mengusungnya. PeDe menggaungkan setiap saat setiap waktu. Jangan mau kalah dengan para syiah. 

Di lereng Merbabu juga lumayan banyak syiah. Saya pernah menjumpai langsung keluarga syiah dhuafa. Mereka sholat hanya 3 waktu dan tidak sholat Jumat. Tapi mereka hanya rakyat jelata syiah. Tidak terlalu memahami ajaran syiah.

Pernah juga menjumpai 15 KK syiah yang berbondong-bondong masuk Sunni. Waku itu saya open donasi alat sholat untuk 15 KK ini.

Perlakuan untuk dedengkot dan rakyat jelata syiah tentu beda. Kalau untuk para dedengkot, kita wajib bara' total. Dan bergembira atas kematian mereka.

Tapi untuk para pengikut awam syiah, kita tetap merangkul mereka. Berharap bisa menjadi jalan pembuka pintu hidayah bagi mereka...

Buanglah Syiah pada tempatnya.

___
*Sumber: fb penulis

Saat Si Dedengkot Syiah mati, otomatis saya teringat mantan istri keduanya. Penasaran dengan kabarnya. Akhirnya meluncur...

Dikirim oleh Widi Astuti pada Selasa, 16 Februari 2021
Baca juga :