Penemu Vaksin Covid-19 yang Manjur Justru Takut, Ini Alasannya

[PORTAL-ISLAM.ID]  Vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer bersama BioNTech telah mulai digunakan. Sejumlah negara memutuskan menggunakan vaksin yang ditemukan oleh Dr. Uğur Şahin Sahin dan istrinya Dr. Özlem Türeci tersebut untuk vaksinasi. Vaksin Pfizer memiliki tingkat kemanjuran lebih dari 90 persen.

Hanya saja, Şahin yang juga CEO BioNTech, justru memiliki kekhawatiran sendiri. Dia takut stok vaksin Pfizer kurang karena ada beberapa vaksin lain tidak disetujui. Dia berharap ada vaksin manjur lain yang bisa mengisi kekosongan vaksin Pfizer-BioNTech.

BioNTech telah bekerja sama dengan Pfizer untuk meningkatkan produksi vaksin Covid-19 buatan mereka. Sahin memperingatkan akan ada celah dalam pasokan sebelum vaksin lain diluncurkan.

Seperti diketahui, vaksin Pfizer lambat untuk kawasan Uni Eropa karena persetujuan yang membutuhkan waktu dari regulator kesehatan. Selain itu, pemesanan yang dilakukan di Uni Eropa baru dalam jumlah kecil. Kelambatan tersebut menyebabkan kekhawatiran di Jerman, di mana beberapa daerah harus menutup sementara pusat vaksinasi beberapa hari setelah peluncuran upaya inokulasi pada 27 Desember 2020.

“Saat ini kelihatannya tidak bagus. Ada celah muncul karena kurangnya vaksin lain yang disetujui, dan kami harus mengisi celah tersebut dengan vaksin kami sendiri,” tutur Uğur Şahin kepada majalah mingguan Jerman, Der Spiegel dalam sebuah wawancara.

Vaksin dari Moderna diharapkan akan disetujui oleh European Medicines Agency (EMA) pada 6 Januari sehingga bisa digunakan di Jerman dan negara Uni Eropa. Selain itu, Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn telah mendesak EMA untuk segera menyetujui vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca.

Şahin mengatakan vaksin Pfizer-BioNTech yang menggunakan messenger RNA untuk menciptakan sistem kekebalan manusia untuk melawan virus Korona, harus mampu mengatasi varian baru yang pertama kali terdeteksi di Inggris. Varian baru Covid-19 tersebut diyakini lebih menular.

“Kami sedang menguji apakah vaksin kami juga bisa menetralkan varian tersebut,” ujarnya.

Terkait bagaimana vaksin saat ini mengatasi mutasi yang kuat, Şahin mengatakan dimungkinkan untuk mengubah vaksin sesuai kebutuhan dalam waktu enam minggu. Selain itu, perawatan baru semacam itu mungkin memerlukan persetujuan peraturan tambahan.

Produksi baru vaksin Pfizer telah direncanakan Şahin bersama istrinya, Dr. Özlem Türeci. Pfizer bersama BioNTech berharap dapat meluncurkan lini produksi baru di Marburg, Jerman, pada Februari mendatang yang dapat menghasilkan 250 juta dosis vaksin pada paruh pertama tahun ini.

Pembicaraan sedang dilakukan dengan pabrikan tentang meningkatkan produksi dan harus ada kejelasan jumlah lebih besar pada akhir Januari. Şahin juga mengatakan BioNTech akan membuat vaksinnya yang membutuhkan penyimpanan sekitar minus 70 derajat Celcius (minus 94 Fahrenheit) lebih mudah dalam penanganannya. [JP/DerSpiegel]
Baca juga :