[PORTAL-ISLAM.ID] Politik dinasti yang dipraktikkan di tanah air menjadi momok bagi keberlangsungan demokrasi sebuah negara di dunia, termasuk Indonesia dan juga Amerika Serikat.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti dalam postingan akun facebook pribadinya @Ray Rangkuti II, menuliskan puisi tentang politik dinasti.
Ia membandingkan politik dinasti di Indonesia dengan Amerika Serikat.
"Dinasti.. oh.. dinasti. Amerika: ratusan tahun berdemokrasi, puluhan dinasti politik berkembang. Indonesia: puluhan tahun reformasi, ratusan dinasti politik bermunculan," tulis Ray Rangkuti dalam postingan Facebooknya, dikutip Kantor Berita Politik RMOL, pada Sabtu (12/12).
"Amerika: minus politik uang, identitas, birokrasi tidak netral, intimidasi, dan manipulasi. Indonesia: subur politik uang, identitas, PNS tidak netral, intimidasi dan manipulasi. Jelas tidak sama, bukan?" sambungnya.
Menyoal politik dinasti di Indonesia, pada gelaran Pilkada 9 Desember 2020 kemarin sulit terbantahkan bahwa politik dinasti tidak dipraktekkan di tanah air.
Pasalnya, putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka memenangkan Pilkada di Kota Solo versi hitung cepat.
Kemudian, menantu Presiden, Bobby Nasution memenangkan Pilkada di Kota Medan versi hitung cepat.
Selain itu, dalam Pilkada serentak 9 Desember kemarin juga banyak bermunculan pemenang kontestasi Pilkada yang berasal dari kerabat para petahana. [rmol]