RUWET PAK TIMBUL


RUWET

Menyebut PS sebagai pengkhianat hanya karena ia memutuskan untuk mengabdi pada negara sebagai pejabat publik menurut saya itu ruwet sekali.

Sejak kapan jadi menteri negara bisa disebut pengkhianat?

Siapa yang dia khianati? Yang berjuang saat pilpres? Coba hitung, kerugian materi dan immateri siapa yang lebih besar, antara PS dan pendukungnya saat pilpres?

Kalau setelah jadi pejabat lalu korupsi barulah boleh disebut pengkhianat.

PS sudah memutuskan mencari jalan lain untuk mengabdi pada negara. Biarkan saja. Beri dia waktu.

Setidaknya sebagai Menhan, tidak pernah sekalipun keluar kata intoleran atau radikal dari mulutnya.

EITS... Pendukung PS jangan seneng dulu.

Kalian yang mencak-mencak ketika PS, Menteri KKP, atau partainya dikritik, entah kritiknya logis atau tidak, gak ada bedanya dengan cebby fanatik golok pendukung you-know-who yang gak pernah bisa menerima junjungannya dikritik, kelompok yang dulu kalian sebut anti kritik.

Kalau nggak mau dikritik, harusnya beliau disuruh jadi Ketum Partai saja seumur hidup. Jangan jadi pejabat publik.

Daripada mencak-mencak, harusnya PS kalian ultimatum, pilih tetap jadi Ketum atau jadi menteri. Jangan dirangkap. Dari dulu rangkap jabatan itu gak pernah baik hasilnya.

Yang harusnya dibela itu kepentinganmu, kepentingan kita, kepentingan rakyat.

Jangan kepentingan pejabat. Mereka nggak kalian bela pun tetep makmur.

(By Wendra Setiawan)


Baca juga :