Pekerjaan Istimewa Tapi Tidak Istimewa
Pekerjaan menjadi Muadzin itu teramat istimewa bagi ukuran akhirat, pahala yang didapat juga teramat besar, tetapi ukuran dunia biasa-biasa saja, bahkan kadang tidak dianggap, karena "pemasukannya sangat kecil", sama juga dengan marbot masjid yang hari-hari merawat masjid, dianggap kelas rendahan.
Guru TPA yang mengajarkan anak-anak bisa membaca al-Quran juga dianggap rendahan, karena memang gajinya rendah sekali, tapi urusan akhirat, guru TPA boleh jadi orang-orang yang lebih duluan masuk surga tertinggi karena banyaknya pahala mereka.
Bandingkan dengan artis sinetron, penyanyi dangdut, dan para pelawak, pekerjaan mereka diganjar dengan gaji besar, padahal sama sekali tidak membawa kebaikan apapun bagi kehidupan Akhirat.
Kepada para muadzin, guru TPA, marbot masjid, pemandi jenazah dan pekerjaan yang dipandang sebelah mata lainnya, istiqamahlah, dan jangan berkecil hati, kalian teramat mulia disisi Allah selama kalian mejaga keikhlasan kalian.
(Ustadz Ispiraini Bin Hamdan)
__
“Seandainya orang-orang mengetahui pahala yang terkandung pada adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mungkin mendapatkannya kecuali cara mengadakan undian atasnya, niscaya mereka akan melakukan undian.” (HR Bukhari).
“Muadzin mendapatkan pahala seperti pahala orang yang shalat bersamanya.” (HR An-Nasa'i).
“Sesungguhnya orang yang paling utama di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari)