Kelemahan Negara Disebabkan Pemimpin Under Capacity


Pemimpin Under Capacity 

Negara miskin karena konflik, se model Rwanda. Kini berangsur menjadi negara mandiri. Kota ditata rapi. Ekonomi bangkit. Militer diperkuat. Semua berkat visi seorang pemimpin yang juga tepat memilih tim.

Ethiopia, contoh negara konflik, perang saudara, kini berani melawan Mesir. Negara terkuat secara militer di Afrika. Sementara Mesir, makin terpuruk hutang dan lelang asset. AsSisi sampai mengemis kepada PM Ethiopia, agar membatalkan aktivasi bendungan The Renaisans.

Sang PM menjawab dengan mengenakan pakaian Militer, "Kami siap perang dan akan mengajarkan tata cara perang kepada negara yang tidak mengenal caranya berperang." Ia menyindir Mesir yang militernya hanya berani membantai rakyat tak bersenjata.

Apakah ini zamannya? Sebab Saudi dan Mesir pun mengalami hal sama. Ben Salman tetiba menjadi paling berkuasa dengan segala intrik, padahal banyak pangeran dan calon raja yang lebih mumpuni. Adik beradik Raja Salman saja, masih ada beberapa yang kapabel.

Mesir apalagi. AsSisi tercatat sebagai perwira under capacity. Anehnya dia termasuk nomor buntut, tidak diperhitungkan di era Sadat atau era Mubarak. Namun bisa melejit begitu saja saat people power melengserkan Mubarak.

Pertanyaannya: Mengapa Turki bisa menjadi model, lalu negara semisal Ethiopia-Rwanda mampu melaju? Mengapa hutang Mesir, Indonesia makin meroket?

Kuncinya, kapasitas kepemimpinan.

(Zulkarnain Bin Muhammad Isa)

Baca juga :