Jangan Salahkan Bawahan, Salahkan Leadership Yang Tidak Ada


Jangan Salahkan Bawahan, Salahkan Leadership Yang Tidak Ada

Ingin terlihat anak buahnya sibuk, tapi kesan yang mau diperlihatkan bukan pada hasil. Melainkan ingin terlihat kerja untuk mengambarkan ada kesibukan semata..

Sibuk kerja jika jelas apa pekerjaannya. Kadang orang terlihat bingung dengan jabatannya. Karena tidak mengerti apa yang seharusnya dia lakukan.

Beginilah kalau jabatan itu diberikan pada orang-orang yang tidak memiliki keahlian. Sebenarnya bisa saja menempatkan mereka, namun dalam prakteknya mereka juga harus selalu mendengar suara sumbang untuk dijadikan pengingat diri atas kebijakan yang akan dikeluarkan.

Aktif turun kebawah, mendengar aspirasi rakyat. Menelaah masalah dengan meminta pendapat pakar di bidang tersebut. Jangan hanya 1 orang pakar yang diminta pendapat, namun banyak pakar dan berdiskusi akan masalah itu agar kebijakan yang akan dikeluarkan bisa berguna bagi rakyat. Bukan menyengsarakannya.

Pejabat yang pasif, akan planga plongo bingung menentukan apa yang harus mereka lakukan.

Banyak kementerian yang sampai saat ini masih berjalan di tempat. Tidak ada gegap kinerjanya yang bisa dibanggakan.

Mungkin pak Jokowi perlu mengingat pesan Buya Hamka:

"Jika kerja sekedar kerja, kerbau disawah juga kerja".

Jika indikatornya adalah sibuk, orang gila pun terlihat sibut karena setiap hari kerjanya mondar mandir tak tentu arah seolah ada yang dia inspeksi.

Bukan kesibukan yang diinginkan rakyat. Namun hasil kerja yang benar-enar berpihak pada mereka.

Persoalan sebenarnya ada mental leadership saja. Jika seorang pemimpin itu cakap, maka bawahannya akan mengikuti cara kerja pemimpinnya. Jika pemimpinnya tidak ada kemampuan memimpin negara, maka anak buahnya pun akan mengikutinya. Mau berharap apa pada pejabat yang seperti ini?

Mau melihat mereka sibuk sangat bisa. Tapi apakah kesibukan mereka itu akan sesuai hasilnya dengan yang diharapkan rakyat?

5 tahun lalu kita sudah punya pengalaman bagaimana pejabat negara dibawah kepemimpinan beliau. Jika sekarang begini lagi, ya jangan heran. Kan presidennya masih beliau.

Baiknya tunjukkan kinerja diri sendiri dulu sebelum berharap pada bawahan yang menunggu pemimpinnya menunjukkan kualitas diri.

(Setiawan Budi)
Baca juga :