Dari 'ABDUL HAMID ke 'ABDUL HAMID


Dari 'ABDUL HAMID ke 'ABDUL HAMID

"Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan 'Abdul Hamid Herucakra Kabirul Mukminin Khalifatu Rasulillah Ats Tsani Ratu Paneteg Panatagama Satanah Jawa."

Demikian tertulis dalam huruf Arab Pegon di dalam stempel resmi yang mengesahkan surat-surat Pangeran Diponegoro selama Perang Jawa (1825-1830). Menarik sekali pemilihan nama 'Abdul Hamid' oleh beliau, mengingat kakek ketujuhnya, Sultan Agung, menggunakan nama Arab 'Abdullah', sementara para Sultan Yogyakarta sejak kakek buyutnya, Hamengkubuwono I memilih nama 'Abdurrahman'.

Rupanya 'Abdul Hamid adalah nama Sultan 'Utsmani yang bertakhta saat Sang Pangeran lahir. Sultan 'Abdul Hamid I (gambar kiri atas), sultan ke-27 Daulah Turki 'Utsmaniyah (1773-1789), sementara Diponegoro lahir sebagai Bendara Raden Mas Mustahar pada 1785.

'Abdul Hamid I terkenal sebagai pribadi yang shalih. Beliau digelari ‘Wali’ karena ketekunan ibadah dan kerendahan hatinya. Dia dianggap Sultan paling dermawan. Ketika terjadi kebakaran besar di Istanbul pada tahun 1782, dia memimpin sendiri pemadaman api, mengarahkan pasukan dan relawan sambil terus berdoa serta menghibur para korban.

Di kiri bawah ada gambar Sultan 'Abdul Hamid II (1876-1909) yang merupakan cicit 'Abdul Hamid I. Publik Indonesia mengenalnya dalam serial 'Payitaht'. Salah satu hal terindah yang beliau lakukan adalah memerintahkan agar rel Hijaz dalam jarak 20 KM dari Madinah kesemuanya diberi bantalan kapas tebal. Agar apa? Supaya getaran kereta api tak mengganggu Rasulullah ﷺ dalam kuburnya.

Di antara kedua 'Abdul Hamid ini juga ada Sultan 'Abdul Majid I (1839-1861) yang menyiapkan bulu burung terindah dan dikirim ke Madinah untuk menjadi kemoceng pembersih pusara Rasulullah ﷺ. Setelah setahun, bulu itu dibawa ke Istanbul dan dipasang di Fez (kopiah) penutup kepala Sang Sultan.

Uniknya lagi, putra sulung Pangeran Diponegoro, Diponegoro Anom, juga memakai nama Arab: Pangeran 'Abdul Majid. Oleh Belanda, beliau dibuang ke Sumenep, kemudian ke Ambon.

(By @salimafillah)

____
Kisah 'Abdul Hamid-nya Jawa selengkapnya bisa disimak dalam buku Sang Pangeran Dan Janissary Terakhir. Edisi bertandatangan bisa dipesan via @alfredodstefano (WA 0817-0408-934).

Baca juga :