Kontra Revolusi di Timur Tengah


Kontra Revolusi di Timur Tengah

👉2013 Mursi dikudeta. Dirancang Mossad. Donatur Saudi, UAE, Kuwait. Lobi global: AS, Perancis, Jerman. Erdogan sudah mengingatkan. Presiden Mursi abai.

👉2013 Pasca Qadafi digulingkan NATO. Kondisi Libya terus gonjang-ganjing. Pemberontak Haftar merangsek menuju ibu kota Libya, hingga tersisa hanya ibu kota Tripoli. Kemenangan Haftar tinggal di ujung mata. Namun pemerintah sah Libya meminta bantuan Turki di tahun 2019. Enam bulan kemudian, pemerintah sah bisa memenangkan pertempuran.

👉2015 Houtsi diperkuat untuk menyingkirkan Jamaah Ishlah Yaman. Lalu Saudi membentuk koalisi 30 negara melawan Houtsi. Anehnya, Presiden Yaman diasingkan ke Riyadh. Lalu Houtsi semakin kuat. Saudi meminta backup Patriot dan 3000 prajurit cadangan AS. Perancis dan Yunani mendapatkan limpahan kesepakatan keamanan milyaran dollar.

👉2016, bulan Juli, terjadi kudeta di Turki. Berkat kesigapan MIT, badan intelejen Turki, kudeta bisa digagalkan.

👉2017 giliran Saudi, UAE, Mesir, Jordania, Bahrain mengembargo Qatar. Jalur laut, udara, darat ke Qatar ditutup. Qatar langsung meminta bantuan Turki, yang ditanggapi dengan mengirim logistik 9 bahan pokok, listrik mengapung, hingga dibuka pangkalan militer Turki di Qatar. Rencana kudeta terhadap Emir Qatar digagalkan. Qatar sehat walafiat.

👉2018, Turki mulai masuk membela kalangan tertindas di Syiria. Kini jutaan rakyat Syiria di Idlib bisa sedikit bernafas lega. Turki menyiapkan 10.000 pasukan dengan ribuan tank baja, ratusan anti pesawat udara. Diprediksi, serangan Assad dan Rusia akan berlanjut.

Oleh: Dr. Nandang Burhanudin


Baca juga :