JEJAK PDIP & PANCASILA


Pancasila disempitkan menjadi Trisila, Sosio Nasionalisme, Sosio Demokrasi dan Ketuhanan yang Berbudaya. Konsep ini yang diusung oleh DPR melalui RUU HIP. Lalu masyarakat bergejolak, menolak dan bereaksi keras. Akhirnya entah ditunda, entah dibatalkan.

Ada pertanyaan yang menarik, kalo Pancasila bisa diperas menjadi Trisila, ngapain mesti ada Pancasila yang silanya ada 5? Lansung aja platform bangsa ini dari awal adalah Trisila yang silanya ada 3, atau kalo mau lebih tajam, Trisila tersebut diperas lagi menjadi Ekasila yaitu Gotong Royong, kenapa gak Ekasila saja dari awal? Silahkan ditanyakan ke yang mengusung RUU HIP tersebut. Menisbikan aspek religius yang menjadi akar bangsa ini.

Jika kita melihat sejarah peradaban dan budaya bangsa ini, justru bangsa ini adalah bangsa yang RELIGIUS. Kita tidak mengenal di sosial masyarakat nusantara yang terlepas dari religius, sejak era awal peradaban budaya kebentuk. Bisa dilihat dari prasati dan peninggalan bangunan peribadatan.

Lalu dengan serampangan mereka ngin mencabut akar religius bangsa ini? Jika Ekasila adalah pemikirannya Bung Karno, maka disinilah titik krusial KESALAHAN bung Karno dalam memahami Sosial Masyarakat bangsa ini yang sejati. Fatal.

Namun jika kita membaca pemikiran Bung Karno yang sesungguhnya tentang Trisila, bung Karno memberikan Religius masuk dalam struktur Sosial Politik bangsa ini, tapi oleh segelintir orang, aspek religius digeser menjadi bias menjadi Tuhan berkebudayaan.

Kembali ke konsep Trisila yang diusung dalam RUU HIP, sepertinya ini adalah pintu masuk mengubah ideologi bangsa ini. Sebelumnya kita didengungkan penolakan dan stereotif aspek religius, seperti khilafah dan sejenisnya. Lalu didorong konsep religius baru yaitu Islam Nusantara. Melihat penamaan Islam Nusantara, terlihat begitu kental pemaksaan pemahaman Tuhan yang berkebudayaan agar sesuai dengan Trisila yang mereka maksud. Klop, jalan panjang yang mereka rintis, ingin segera di-eksekusi melalui RUU HIP.

Lalu kenapa Islam yang dijadikan target? Karena hanya Islam yang memiliki platform Sosial Kemasyarakatan secara komprehensif. Dalam Islam, aspek nasionalisme ada, dan aspek kepemimpinan juga diatur, sehingga cluster Sosio Demokrasi dan Sosio Nasionalis menjadi pepesan kosong. Makanya sejak sebelum kemerdekaan dan awal kemerdekaan, cluster religius dalam hal ini Islam menjadi sorotan dan perlakuan kesewenangan.

(By Alhadi Muhammad)

Baca juga :