PERTAMINA ZALIM!


PERTAMINA ZALIM!

Harga minyak mentah dunia anjlok, selain karena perang harga, tak ada kesepakatan kontrol produksi minyak, juga keputusan sepihak Arab Saudi yang akan menggenjot produksi minyak (sehingga suplai berlimpah), kejatuhan harga minyak juga disebabkan demand (permintaan) yang jatuh akibat virus Covid-19.

Virus Covid-19 menyebabkan banyak mesin produksi digudangkan, tak memerlukan minyak. Pruduksi barang yang menurun juga menyebabkan distribusi barang yang kecil, sehingga banyak moda transportasi yang mengunakan energi BBM juga istirahat mesinnya.

Akumulasi dari suplai yang berlimpah, permintaan yang menurun, menyebabkan harga BBM ditingkat retail (hilir) jatuh tak terkendali. Di Malaysia, harga bensin hanya di kisaran Rp. 4.500/liter. Di Amerika, perang harga antara SPBU menyebabkan harga bensin jatuh hingga menyentuh Rp. 2.500/liter.

Lantas, kenapa di Indonesian bensin masih mahal? Kenapa Pertamina masih jualan bensin diatas Rp. 8000/liter?

Inilah, zalimnya Pertamina dimana Ahok sebagai komisaris utamanya. Bensin dunia turun, tapi bensin Pertamina tak mau turun.

Agar terkesan filantropis, Ahok memberi diskon pada ojek online (Ojol) dengan diskon BBM 50%. Padahal, konsumsi BBM OJOL paling cuma Nol koma sekian persen.

Ini untuk menutupi kejahatan Pertamina, kezaliman Pertamina yang mengeruk untung dari rakyat ditengah Pandemik Covid-19. Di seluruh dunia, harga BBM turun.

Sementara di sini, Pertamina bersama pemain BBM lainnya melakukan monopoli harga, dengan tetap menjual mahal BBM. Sementara rakyat, tak bisa menghukum penjual karena market bisnis BBM dikuasai Pertamina dan segelintir pemain lainnya.


Pertamina yang semestinya menjadi wakil negara bertindak menekan pemain BBM lainnya agar menjual murah BBM, justru pasang badan dengan menjual harga BBM mahal. Akibatnya, pemain lainnya seperti Shell juga ikut "Ngalap Berkah" menjual BBM dengan harga mahal, mendapat perlindungan harga dari Pertamina.

Ini Pertamina luar biasa jahat! Menjual BBM kepada rakyat yang sedang kena musibah Covid-19, dengan harga selangit. Ini sama saja memeras darah rakyat.

Tapi Pertamina bukan sebab utama, semua ada pada kendali Presiden. Sebab, keputusan naik tidaknya BBM sangat tergantung pada Presiden.

Dulu, secara senyap Presiden mengumumkan kenaikan harga BBM berdalih kenaikan harga minyak dunia. Sekarang, akankah Presiden menurunkan harga BBM secara senyap, karena harga minyak mentah dunia jatuh?

(Oleh: Nasrudin Joha)

Baca juga :