Cut Nyak Dhien berhijab atau tidak?


[PORTAL-ISLAM.ID] Pihak mana yang bisa digunakan sebagai rujukan untuk mengetahui fakta sejarah tentang keadaan nusantara periode 100 hingga 400 tahun yang lalu? Mau tak mau ya ke negeri Belanda. Karena disanalah fakta sejarah tentang negeri ini untuk pertama kalinya didokumentasikan secara rapi.

Maka tak heran kalau beberapa teman kuliah gue dulu melanjutkan studi ke Negeri kincir angin. Kebanyakan meneruskan studi di Leiden University. Di kampus ternama itu, tersimpan koleksi lukisan, sketsa dan foto tentang kondisi nusantara di abad 16, 17 hingga 18.

Perlu diketahui bersama, bahwa fotografi pertama kali didunia merupakan karya Joseph Nicephore Niepce. Inilah foto yang dianggap sebagai the first one, terbit ditahun 1826. Berarti sebelum itu, belum ada karya foto, hanya berupa sketsa atau lukisan. Jadi, jangan percaya bila ada yang mengunggah foto lawas lalu diklaim diambil pada tahun 1700-an, secara teknologi fotografi baru ditemukan pada tahun 1800-an.

Bagaimana arus masuk orang-orang Eropa ke nusantara? Gue jelasin secara singkat:
Portugis datang ke nusantara tahun 1512, lalu mengadakan kongsi dagang dengan kerajaan Ternate.
Spanyol menyusul tiba di kepulauan Maluku ditahun 1521, lalu bersekutu dengan kerajaan Tidore.
Belanda sendiri berlabuh di Banten pada tahun 1596, dibawah pimpinan Cornelis de Houtman. 2 tahun setelah itu, Belanda (VOC) menaklukkan kesultanan Banten, membumihanguskan kota Jayakarta yang kemudian berganti nama jadi Batavia.

Sejak periode kedatangan bangsa Eropa itulah, dokumentasi tentang kondisi nusantara mulai dihimpun, bisa berupa lukisan, sketsa, foto dan catatan. Jangan mengasumsikan kalau kapal orang-orang Eropa itu hanya berisi tentara, senjata dan amunisi, melainkan juga terdapat misionaris, scientist, seniman, dokter dan berbagai profesi lainnya. Dari merekalah catatan sejarah peradaban nusantara bisa kita ketahui.

Terkait dengan polemik keberadaan jilbab di nusantara, sejatinya bisa merujuk pada tulisan sejarawan Perancis, Dennys Lombard. Ia menulis buku 'Kerajaan Aceh, Jaman Sultan Iskandar Muda 1607-1636'. Dalam bukunya itu, Lombard menampilkan ilustrasi penduduk Aceh pada abad ke-16.

Apakah tampilan Cut Nyak Dhien ketika masih hidup seperti yang sering kita lihat sekarang? Apakah pahlawan nasional itu hanya mengenakan konde? Sebelum melakukan justifikasi, coba baca dahulu buku karangan Dennys Lombard tadi. Dalam salah satu halaman, ia menulis sebagai berikut:

“Mengenai gaya hidup dan adat kebiasaan orang Aceh, sumber-sumber kami memberi keterangan yang sangat padat. Mula-mula mengenai pakaian mereka: “Pakaian mereka biasa dari belacu biru; jenis yang paling bagus, warnanya merah lembayung. Mereka mempunyai kebiasaan aneh, yaitu di atas kepala mereka memakai serban yang diikat seperti gulungan, sedemikian rupa hingga ujung kepalanya tertutup --seperti yang dipakai anak-anak gadis kita kalau menjunjung kenceng susu mereka" tulisnya di halaman 67.

Lombard menulis deskripsi itu menggunakan informasi dari Francois Martin yang ikut serta dalam rombongan orang-orang Perancis yang pertama kali tiba di Aceh. Pada tahun 1604, catatan perjalanan itu diterbitkan oleh penerbit Sonnius di Paris dalam judul 'Description du premier voyage faict aux Indes Orientales par les Francois'.

Selain itu, Lombard juga menggunakan sumber catatan perjalanan Peter Mundy yang berjudul 'The Travels of Peter Mundy in Europe and Asia, 1608-1667'. Mundy menggambar seorang wanita Aceh dalam balutan baju panjang sedang menggunakan tudung kepala.


Begitulah catatan sejarah yang dihimpun berdasarkan keterangan dari penjelajah Eropa yang pertama kali menginjakkan kaki di bumi serambi Mekkah.

Maka terjawab sudah, bahwa mustahil seorang Cut Nyak Dhien tidak berjilbab. Karena penjelajah Eropa sendiri mencatat bahwa ditahun 1600-an, perempuan Aceh sudah mengenakan busana longgar dan menutup kepala mereka dengan kain, yaitu jilbab. Hal itu terjadi, karena Aceh dan sebagian besar kerajaan di pulau Sumatera dan selat Malaka pada waktu itu memang menerapkan syariat Islam, terkoneksi dengan kesultanan Ottoman Turki.

Tentu menjadi kontradiktif bila Cut Nyak Dhien digambarkan tak berhijab. Inilah fakta sejarah yang tak bisa dipungkiri. Puluhan tahun kita dibohongi oleh foto pahlawan nasional hasil agitasi rezim Orde baru. Saatnya membuka wawasan, karena begitu banyak fakta sejarah yang harus diluruskan.

(By BZH/@khairrubinoor)

Baca juga :