SANDI & OMNIBUS LAW, Memang Gaya Politik Sandi Ya Seperti Itu Dari Dulu...


SANDI & OMNIBUS LAW

Saya punya rasa hormat pada Azzam Izzul Haq (AMI). Kiprahnya membantu banyak orang sangat luar biasa. Dengan hartanya, dia membantu sesama. Tidak hanya orang lemah di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri.

Namun untuk urusan Sandiaga dan Omnibus Law, saya punya catatan akan sikapnya. AMI menyatakan kekecewaan pada Sandi karena dianggap mendukung RUU Omnibus Law. Semata karena SS berita di Liputan6.

Catatan saya, berita itu berita lama, tanggal 16 Januari 2020. Hampir 2 bulan lalu. Menurut saya, kurang layak untuk buru-buru menilai sikap Sandi. Ada yang lebih terbaru, yaitu sikap yang dia posting hari ini.

Saya menduga, saat berita dukungan itu disampaikan, Sandi belum membaca secara detil draftnya. Namun setelah membaca bersama beberapa kawan diskusi, dia punya beragam catatan.

Catatannya, setahu saya, sama dengan apa yang menjadi keberatan publik selama ini. Soal lingkungan, soal tenaga kerja asing, soal keberpihakan pada usaha besar, soal kewenangan pusat yang berlebih, dll.

Tentu saja Sandi tidak akan membahasakan diri, "mengkritik". Itu bukan gayanya. Gaya Sandi adalah, dia bilang niat RUU ini baik. Menciptakan lapangan kerja. Tapi, ada hal-hal yang menjadi catatan dalam RUU itu.

Begitu gaya dia. Tidak frontal. Selain karena posisinya yang tidak "oposisi" karena dia dari Gerindra, saya melihat style politik Sandi ya begitu. Terlalu sopan dan tidak mau mencari musuh secara frontal.

Dia cium tangan Kyai Ma'ruf. Dia peluk pendukung Jokowi yang menolak kampanyenya. Lawan politik, tidak diperlakukan sebagai musuh. Liat dia merangkul Erick Thohir!

Gayanya sudah begitu dari dulu! Sama seperti Prabowo. Terlalu halus dengan "lawan". Satu musuh terlalu banyak, seribu kawan terlalu sedikit. Itukan motto Prabowo. Dan Sandi, itu anak binaan Prabowo.

Gini. Saya sudah terang-terangan bikin status bahwa saya TETAP berprasangka baik pada Prabowo. Saya tetap mendukung dia. Kini saya menyatakan, saya tetap berprasangka baik pada Sandiaga. Itu konsekuensi logis.

Bahwa antar pendukung 02 kini gemar "berantem", ya saya hanya bisa prihatin saja. Tapi saya berteman dengan dua kelompok itu dan tidak mau terjebak menyalahkan salah satu pihak.

Kalau ada yang kurang berkenan pada salah satu pihak, ya saya diam saja. Saya banyak kurang suka juga dengan postingan kedua pihak. Kadang ke pihak kaleng2, kadang ke pihak K24...

Alhamdulillah, hubungan dengan kedua pihak baik. Meski ada yang ancem2 keluarga segala. Norak! Buat pendukung Prabowo yg kayak gitu, no way. Apalagi, suka jelek2in Anies secara dungu! Sayonara!

Berantem adalah hak segala bangsa. Saya masuk gerakan Non Blok aja. Mau dibilang pengecut atau munafik silahkan. Saya nyengir aja kayak Anies, orang yang saya dukung sejak jauh hari sebagai calon pemimpin saya.

Sandi juga. Masih masuk radar saya. Makanya malem2 bikin status panjang gini. Sayang kalo Sandi cepet2 dibuang. Apalagi cuma gara2 style politik dia yang mau baik sama semua. Sebab, saya juga begitu.

So, mudah2an berkenan. Yang komennya ngegas, ya silahkan. Saya paling bilang, piss bro!

By Akhmad Danial [fb]


Baca juga :