[PORTAL-ISLAM.ID] Lambatnya pemerintah Italia merespon wabah corona virus menyebabkan banyaknya korban jiwa yang jatuh dan seluruh negeri nyaris kolaps.
Sikap pemerintah Italia yang meremehkan penyebaran virus corona membuat warga Italia menganggap bahwa virus tersebut tidak seberbahaya yang dikabarkan. Akibatnya, banyak yang tidak siap ketika pasien positif corona mulai berdatangan.
Dilaporkan oleh Carla Signorile, seorang jurnalis dari Italia, per Ahad, 15 Maret
2020, jumlah warga yang meninggal karena Covid-19 sebanyak 368 dalam 1 hari, dengan jumlah total kematian 1.809, sementara jumlah warga yang terinfeksi 20.693 dan bertambah 2.853 kasus dalam sehari.
"#Coronavirus, tragico nuovo aggiornamento: 368 decessi più di ieri (1.809 in totale). Positivi 20.603, + 2.853 in un giorno)
🇬🇧#Italy, new update: 368 deaths in a day. Death toll 1.809 (20.603 infected, +2.853 in one day)," tulisnya melalui akun Twitter @carlasignorile.
Sikap meremehkan keganasan virus corona juga dilakukan negara lain, salah satunya Indonesia. Sejak virus ini merebak, pemerintah Indonesia menutupi keberadaannya dan tak segera mengatasinya agar penyebaran virus tak meluas.
Para menteri dan pejabat negara justru mengolok-olok dan menyebut virus ini bisa sembuh sendiri, bisa dicegah dengan minum jamu, bahkan konon bisa disembuhkan dengan minum susu kuda liar.
Kini sesudah virus ini meluas dan dinyatakan sebagai pandemik oleh WHO dan telah memakan korban jiwa beberapa WNI, pemerintah baru menetapkan kondisi ini sebagai KLB dan mengimbau warga untuk tidak beraktivitas di luar rumah.
Anehnya, keputusan pemerintah yang cenderung terlambat ini masih disebut-sebut oleh buzzeRp sebagai upaya menakut-nakuti warga dan mempolitisasi virus corona.
Padahal Marco Vergano, seorang dokter anestesi di Turin, Italia, memberi peringatan kepada dunia bahwa satu-satunya cara mencegah tumbangnya sistem perawatan kesehatan adalah dengan lockdown sesegera mungkin dan meningkatkan kapasitas ICU.
Pernyataan dokter Marco diperkuat oleh pernyataan Emanuela Zaccone, seorang ahli IT dari Italia yang menuliskan "Ketika kami mengatakan isolasi adalah satu-satunya cara, hal ini karena kami membayar harga dari ketidak pedulian kami mengaktifkan sistem isolasi sesegera mungkin. Lihat data ini, angka tidak akan berdusta."
Berikut video pernyataan Dokter Marco selengkapnya: