Masyumi Reborn Berpeluang Meraih Dukungan Publik Di Pemilu 2024


Masyumi Berpeluang Meraih Dukungan Publik Di Pemilu 2024

Oleh: Musni Umar (Sosiolog dan Rektor Univ. Ibnu Chaldun Jakarta)

Pada 7 Maret 2020 Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Partai Politk Islam Ideologis (BPUP-PPII) mengundang para pakar, ulama, tokoh masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia untuk urun rembuk tentang Partai Masyumi Reborn.

Ketua Panita urun rembuk Dr. Masri Sitanggang mengemukakan bahwa menurut daftar hadir jumlah peserta yang menghadiri acara tersebut 300 orang lebih. Aula Dewan Dakwah membludak sehingga banyak yang berdiri.

Dari ulama antara lain hadir KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i, KH. Chalil Ridhwan, Ustadz Al Khaththath, tokoh masyarakat/budayawan Taufik Ismail, Ridwan Saidi, Bachtiar Chamsyah, sedang cendekiawan antara lain Dr. Abdullah Hehamahua, Dr. MS. Kaban, Dr. Fuad Amsyari, Prof. Laode Kamaluddin, Prof. Musni Umar, Dr. Ahmad Yani.

Masyumi Punya Peluang

Dalam urun rembuk, saya kemukakan bahwa Masyumi Reborn mempunyai peluang untuk mendapat dukungan dari publik.

Pertama, menguat politik identitas di seluruh dunia. Sebagai contoh, Malaysia selama 63 tahun merdeka, baru kali ini terbentuk pemerintahan Melayu dan Islam.

Menurut Prof Dr Kamaruddin M. Said, Timbalan Majlis Profesor Negara bahwa Tun Mahathir Mohamad, gagal menjadi PM Malaysia ke 8 karena menolak bekerja sama dengan UMNO, begitu pula Anwar Ibrahim gagal jadi PM Malaysia karena bekerjasama dengan China (DAP). UMNO dan PAS tidak mau bekerjasama dengan DAP. Politik di Malaysia bisa menginspirasi bangsa Indonesia untuk melakukan perubahan.

Kedua, selama 74 tahun Indonesia merdeka, partai-partai Islam belum pernah memperoleh mandat dari rakyat untuk memimpin negara ini. Dampak dari itu, ekonomi Indonesia mayoritas dikuasai bukan Muslim. Padahal penduduk Indonesia mayoritas Muslim.

Partai-partai politik yang berkuasa selama selama Orde Baru dan Orde Reformasi dapat dikatakan sudah gagal mewujudkan tujuan Indonesia merdeka yang tercantum dan Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila khususnya sila kedua “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab” dan “Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Menguatnya politik indentitas serta gagalnya partai-partai sekuler di Indonesia merupakan peluang besar partai Masyumi untuk meraih dukungan masyarakat.

Oleh karena penduduk Indonesia masih paternalistik, maka Ketua Umum partai Masyumi yang dipilih adalah yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia rekam jejaknya seperti Habib Rizieq Shihab, Din Syamsuddin dan lain-lain.

Untuk menghindari terjadinya perpecahan di partai seperti yang dialami berbagai partai sekarang ini, maka yang memilih Ketua Umum partai adalah Ulama yang berhimpun di Majelis Syura yang disebut sebagai “Ahlul Halli wal Aqdi.”


(Sumber: https://arahjaya.com/2020/03/07/masyumi-berpeluang-meraih-dukungan-publik-di-pemilu-2024/)

Baca juga :