[PORTAL-ISLAM.ID] Kalau sudah dasarnya benci sama Anies memang susah walau taruhannya nyawa.
Upaya preventif DKI dalam menangani corona, malah dituduh terlalu membesar-besarkan isu corona, menimbulkan ketakutan, horor, bla bla..
Gubernur DKI Jakarta dalam konpersnya mengingatkan kondisi Indonesia (Jakarta khususnya) dengan belajar dari apa yang menimpa negara-negara lain seperti Italia, Iran, yang awalnya abai, tidak ketat dalam pencegahan, akhirnya sekarang corona mewabah parah.
[Video - Anies]
Sayangnya masih ada orang-orang dengki, diingatkan malah nuduh menebar ketakutan.Konpers ini levelnya seorang Presiden... (harusnya)— Mas Piyu ORI (@mas__piyuuu) March 12, 2020
Rakyat pasti akan tenang dan kompak bersama2 dlm penanggulangan wabah mendunia ini...
Sehat selalu Pak Gub @aniesbaswedan dan jajaran Pemprov @DKIJakarta pic.twitter.com/dy75g9Mj4z
"Menurut gue pribadi, isu corona ini terlalu dibesar-besarkan. Baik itu oleh media maupun pemprov DKI. Yang ditampilkan lebih banyak berita2 horor yg menimbulkan ketakutan ketimbang terus mengingatkan masyarakat untuk lebih fokus menjaga kondisi tubuh agar tetep sehat," kicau akun @mamaciaaa di twitter, Jumat (13/3/2020).
Sontak kicaun ini langsung dihajar rame-rame warganet yang lain.
"Dan saat ini Italia yg masyarakat-nya pernah berfikir sebodoh* & se sok selaw elu; ah ini cuma flu, not a big deal. Skrg rakyatnya yg kena sampai 12rb hanya dlm sebulan. Dg 1000 lbh kematian! Mereka menyesal sdh sempat punya pikiran picik kek gni. Jd semoga aja ga ad Masyarakat awam yg percaya sama lu," ujar @salima252.
"Orang2 di Milan juga mengabaikan berita2 horor dan cuek bebek, nah sekarang gimana Milan?" kata @Hussein_Alattos.
Milan dan semua kota-kota di Italia seluruhnya sekarang diisiolasi (lockdown) karena corona.
"Mengapa info spt Corona live map oleh John Hopkins Univ, CoronaMap by Korea Selatan, dan peta sebaran corona by @DKIJakarta itu penting dibuka ke publik? Agar tdk ada pandangan spekulatif seperti ini. Merasa aman karena tdk tahu di sekitarnya ada potensi suspek, lbh berbahaya," ujar pakar IT sosmed @ismailfahmi.
Menurut gue pribadi, isu corona ini terlalu dibesar-besarkan. Baik itu oleh media maupun pemprov DKI.— ☯️ Bittersweet (@mamaciaaa) March 13, 2020
Yang ditampilkan lebih banyak berita2 horor yg menimbulkan ketakutan ketimbang terus mengingatkan masyarakat untuk lebih fokus menjaga kondisi tubuh agar tetep sehat. Maaf 🙏
Dan saat ini Italia yg masy-ny pernah berfikir sebodoh* & se sok selaw elu; ah ini cuma flu, not a big deal— Salima- Putri Shalihah Ibu 👸 (@salima252) March 13, 2020
Skrg rkyatny yg kena sampai 12rb hny dlm sebulan
Dg 1000lbh kematian! Mreka mnyesal sdh sempat punya pkiran picik kek gni. Jd semoga aj ga ad Masy awam yg percaya sama lu
— Fabio Tumminello (@TumminelloFabio) March 10, 2020
Mengapa info spt Corona live map oleh John Hopkins Univ, CoronaMap by Korea Selatan, dan peta sebaran corona by @DKIJakarta itu penting dibuka ke publik?— Ismail Fahmi (@ismailfahmi) March 13, 2020
Agar tdk ada pandangan spekulatif seperti ini.
Merasa aman karena tdk tahu di sekitarnya ada potensi suspek, lbh berbahaya. https://t.co/QeQmHdJwNH