[PORTAL-ISLAM.ID] Arslan Hidayat, seorang aktivis pembela Muslim Uyghur berkewarganegaraan Australia yang bermukim di Sydney kebingungan setelah mendapat surat elektronik (e-mail) yang berasal dari Twitter legal.
Surel tersebut berisi sebuah permintaan dari Indonesia untuk menghapus sebuah cuitan di Twitter yang disebut-sebut melanggar hukum di Indonesia.
Menanggapi teguran Twitter ini, Arslan pun bercuit.
"Mengapa pemerintah Indonesia gusar dengan tweet ini?
Tweet ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Indonesia!!!"
Saya pikir kami umat Islam sehsrusnya saling mendukung melawan tiran seperti CCP (Chinese Communist Party: red)," kata Arslan sambil mengutip video yang dilaporkan pihak Indonesia.
Why is the Indonesian government upset with this tweet?— Arslan Hidayat (@arslan_hidayat) March 16, 2020
It has absolutely nothing to do with Indonesia!!!
I thought we Muslims were supposed to support each other against tyrants like the #CCP.@Twitter
Here’s the tweet: https://t.co/NW1h8Jrow4 pic.twitter.com/2l0KLtBru5
Cuitan kegusaran Asrlan pun ditanggapi oleh warganet Indonesia.
"Mengkonfirmasi bahwa rezim ini adalah kacung dari cukong...," cuit @RianRD3.
"ANEH...!! @arslan_hidayat adalah warga Australia bermukim di Sydney, aktifis pembela Muslim #Uyghurs. Dia posting video dibawah, tapi Indonesia protes ke Twitter, dengan alasan melanggar Hukum di #Indonesia? Siapa pembela rezim komunis China penindas umat Islam di Xinjiang??" cuit @ZAEffendy.
"Is Twitter controlled by #China? A couple of times I shared some things which were related exposing the #CCP’s brutality against humanity and animals. Recently I noticed that my followers have been reduced I hope @Twitter remove any censorship on my account if they have," cuit @abdughenisabit.