Tere Liye: Negeri Kacau, Pejabatnya Gila Pencitraan, Nasib Rakyatnya Tetap Begitu-begitu Saja


KACAU

Pejabat di sebuah negeri yang kacau, saat kinerjanya sepi diliput, dia akan nyuruh orang meliput. Diajak kemana2 wartawan. Lah, namanya juga wartawan, diajak jalan2, tentu mau. Maka mulailah berita digelontorkan. Penuh puja-puji.

Jika tetap sepi, maka pasukan di dunia maya bisa digerakkan. Muncullah 'trending' ajaib di dunia maya. Ini lebih murah lagi bayarnya. Kalian percaya atau tidak pasukan di dunia maya itu, cuma dikasih uang setara nasi bungkus betulan, mereka siap menggelontorkan ribuan status, twet, dan sebagainya. Jadilah trending.

Pejabat di sebuah negeri yang kacau, dia suka lihat foto2nya terpampang di baliho, spanduk, poster. Suka sekali. Fotonya lebih gede dibanding tulisan, tambah suka dia. Entahlah yang penting wajahnya atau pesan di foto tersebut. Lumayan, nampang dibayar pakai uang rakyat.

Jika tetap tidak ada yang ngeh, maka dia bisa membayar koran, majalah, website. Berita tentangnya dimasukkan ke sana, juga dengan foto yang besar2. Advertorial namanya. Ditulis puja-puji. Tentu itu tidak gratis, dibayar pakai uang rakyat, demi tampang sang pejabat.

Kalian menyadarinya atau tidak? Setiap hari hal ini terjadi. Perhatikan saja. Kalian bisa menemuinya dimana2. Duh nasib, negeri yang kacau ini punya pejabat seperti itu. Mereka  lupa, jika dia tidak becus menjabat, maka yang diperbaiki itu adalah kinerjanya, bukan malah sibuk memoles tampilan diri. Atau memuji diri sendiri.

Tenang, ini tidak membahas negeri manapun. Jadi tidak usah buru2 tersinggung jika kalian fans-nya. Ini realitas di negeri yang kacau. Sebuah tamsil. Sebuah petunjuk abadi. Karena sungguh dimana2, salah-satu ciri negeri kacau adalah: pejabatnya gila pencitraan, nasib rakyatnya tetap begitu2 saja.

Tabik.

(By Tere Liye)

Sumber: fb

*Kacau Pejabat di sebuah negeri yang kacau, saat kinerjanya sepi diliput, dia akan nyuruh orang meliput. Diajak kemana2...
Dikirim oleh Tere Liye pada Rabu, 12 Februari 2020
Baca juga :