[PORTAL-ISLAM.ID] Ulama Muslim yang dipenjara karena menulis surat nasehat kepada raja Saudi meninggal di penjara
Seorang Ulama Saudi meninggal di penjara pada Selasa malam (12/11/2019) setelah menghabiskan tiga tahun di tahanan karena mengirim surat nasehat ke kantor raja Saudi, menurut akun Twitter "Tahanan Hati Nurani", yang memantau situasi para tahanan politik Saudi.
Sheikh Fahd Al-Qadi adalah salah satu ulama terkemuka dari gerakan reformis "Sahwa" yang muncul pada 1990-an dan telah dianiaya oleh otoritas Saudi dalam beberapa tahun terakhir.🔴 BREAKING— Prisoners of Conscience (@m3takl_en) November 13, 2019
We confirm the death of Sheikh Fahd al-Qadi in prison yesterday, after 3 and a half years under arbitrary detention because of "a letter of advice" he sent to the Royal Court in 2016. #وفاة_الشيخ_المحتسب_فهد_القاضي pic.twitter.com/1bPt1gZQsR
Riyadh menuduh sejumlah ulama yang terkait dengan gerakan "Sahwa" menjadi anggota Ikhwanul Muslimin yang terlarang.
Menurut Akun Tahanan Nurani. Keluarga Al-Qadi menuduh pihak berwenang menyangkal dia mendapatkan perawatan medis yang memadai, yang menyebabkan kematiannya.
Sebelum dipenjara, Syekh Fahd Al-Qadi berbasis di wilayah Al-Qassim di Arab Saudi tengah, basis gerakan Sahwa.
Al-Qadi menentang pelonggaran pembatasan sosial dan menyerukan pelestarian masyarakat konservatif.
Ini membuatnya berselisih dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, yang telah meredakan pembatasan sosial di Arab Saudi seperti mengizinkan bioskop untuk dibuka dan mengadakan konser pop.
Sheikh Fahd Al-Qadi adalah seorang yang dikenal shalih, santun, ahli ibadah, zuhud lagi wara'.
Dari sekian banyak banyak kisah tertutur. Ini adalah beberapa.
Diriwayatkan sahabatnya:
"Syaikh adalah orang banyak melakukan shalat, sangat banyak bahkan. Yang kumaksud bukan hanya qiyamullail-tahajjud, tapi shalat sunnah mutlak sepanjang hari dan malam."
Anaknya mengatakan, "Apakah ayah ingin kitab riyadhus shalihin atau tafsir asSa'di. Beliau kembali menjawab tidak. Terakhir beliau mengatakan, "Aku tidak punya waktu." Ternyata ayah habiskan waktunya untuk terus melakukan shalat.
Sang anak bertutur kembali: "Suatu hari ada seseorang yang baru saja keluar dari penjara yang sama. Aku mendatanginya karena aku ingin tahu keseharian ayahku di dalam penjara. Akupun bertanya, "Bagaimana ayahku menghabiskan waktunya?"
Ia menjawab, "Alangkah mengagumkannya lelaki itu! Beliau shalat fajar lalu beliau duduk berdzikir sampai isyraq lalu beliau terus shalat hingga menjelang zhuhur. Lalu beliau shalat sunnah, berdzikir, membaca al-Quran, atau memberi nasehat sampai waktu asar. Demikian pula setelah asar hingga maghrib, dan setelah isya. Kuhitung tidur beliau tidak lebih dari 4 jam. Bahkan dalam tidurnya kami mendengar beliau mengigau bermunajat kepada Allah. Dan hal itu membuat kami semua mencintai beliau."
***
Ribuan tahanan politik diyakini dipenjara di Arab Saudi. Mereka termasuk ulama terkemuka seperti Salman Al-Awdah, seorang penulis Islam terkenal yang ditangkap pada tahun 2017 dan sekarang berada di bawah ancaman eksekusi.
Agustus lalu, ulama lain, Sheikh Saleh Al-Dumairi, meninggal di penjara di wilayah Al-Qassim setelah tidak menerima perawatan karena kondisi jantungnya.[]