PERANG STRATEGI PARA JENDERAL


PERANG STRATEGI PARA JENDRAL

Dari sisi politik, ane paling gak ada beban dalam menulis.

Ane tidak pernah menjadi anggota satu partai politik apapun sampai hari ini dan tidak pernah menerima aliran dana dari penguasa manapun..

Ane berteman juga dengan orang2 lintas partai..Cuma dengan teman2 HTI aja dari jaman Anies, ane jadi agak menjauh.

Masalah jadi buzzer, temen2 yang dekat dengan ane SAAT INI, juga istri tercinta bahkan tahu persis, ane pernah beberapa kali menolak tawaran ratusan juta dari calon pemimpin dari daerah yang timsesnya sengaja datang, meminta ane masuk menjadi timsesnya pada pilkada daerah..Gak tau kenapa mereka percaya nawarin uang, dia kira ane cowok murahan kali.

Ane mau bicara karena menurut hati ane itu harus dibicarakan, mana mau ane digiring2..Kalau ayam digiring ke halaman bisa mahal, kalau manusia bisa digiring itu dungu.

Ane mau mendukung kalau menurut ane orang tsb layak didukung..Untuk pertemanan atau untuk orang2 yang ane yakin akan memberi manfaat besar untuk ummat, ane malah rela gak dibayar bahkan rela keluar uang..

Kecuali kandidatnya bawa oleh2 kopi, mana berani ane nolak rezeki.

Mau adu nyawa juga ane jabanin..Mana mau ane mundur dan khianat.

Bukan apa-apa, dosa sudah segunung mau ditambah lagi dengan dosa memilih pemimpin selama 5 tahun..Bisa masuk neraka tanpa tes ane.

Posisi yang ane pilih sebetulnya biasa saja, gak ada yang istimewa karena Rasulullah memang mengajarkan seperti itu..walaupun bagi yang memiliki DNA penjilat dan pengkhianat, hal yang ane lakukan omong kosong.

Ane juga gak sok suci, hanya berusaha untuk terus taat, walaupun berat.

Untuk saudara sejalan, kalau kali ini kita harus sepakat untuk tidak sepakat, ane minta maaf..Medan pertempurannya masih banyak kedepan untuk kita bisa ngopi bareng..Jadi perbedaan dibawa ngopi aja, jangan dibawa kehati..Atau pulangkan saja aku pada ibuku atau ayahku.

So..ane mau cerita tentang permainan dadu para pendukung partai politik saat ini atas pertemuan Prabowo dengan Jokowi..

Ane paling gak berbicara dari sisi berpikir ane, masalah kemudian ada yang berpikir berbeda..ya monggo saja, namanya juga demokrasi.

Ane memaklumi, jika untuk orang2 yang selama ini mendukung Prabowo karena tak ada pilihan lain dan karena partainya tak mampu mengusung calon sendiri, merapatnya Prabowo ke Jokowi adalah musibah besar..

Pintu koalisi semakin tertutup rapat bahkan hanya kursi "Kementrian Pemuda dan Olahraga" saja sulit didapat..

Ane kecewa juga sebagai olahragawan, karena sebagai juara gaple di tingkat RT, ane justru berharap partai ini mampu memasukkan olahraga gaple ke ajang olympiade..

Kan ada harapan, ane jadi atlit nasional..kalau atlit bulutangkis apalagi futsal mana mungkinlah..Nafas Dji Sam Soe kok mimpi mau jadi atlit.

Orang-orang ini juga bukan orang bodoh, mereka faham sekali badai krisis ekonomi yang akan datang, mereka juga mengerti bahwa jika dibiarkan dengan susunan mentri seperti 5 tahun terakhir, pemerintahan Jokowi akan sangat sulit mengatasinya dan itu berarti berbahaya untuk ekonomi ummat.

Hutang yang menumpuk, DSR yang memprihatinkan, rupiah yang terus terpuruk, serangan pasar bebas, pertumbuhan ekonomi yang stagnan, neraca perdagangan yang selalu nombok, devisa yang tergerus, perang dagang yang aktif antara dua kekuatan ekonomi dunia, bukan kabar baik untuk pemerintahan Jokowi 5 tahun kedepan..Hal lain yang semakin memperburuk keadaan adalah, stabilitas politik dalam negeri yang tak menentu.

Dengan FAKTA ekonomi seperti ini, jika dibiarkan sendirian, pemerintahan Jokowi mungkin saja gagal dan jika bicara perut, badai demonstrasi besar perlawanan mahasiswa bisa menemukan momentumnya..Jokowi bisa tumbang.

Tapi bagi sebagian partai, tumbangnya Jokowi mungkin saja adalah kabar baik..Karena dengan begitu, mereka bisa saja memaksakan pemilu ulang..Dan jika tujuan pemilu ulang tercapai, partai pendukung Jokowi akan kehilangan legitimasi, president treshold bisa saja dikocok ulang dianggap penyebab terpilihnya pemimpin tak cakap, sementara PS sudah kehilangan momentum untuk ikut dalam pemilu ulang tsb..

Disitulah sang maestro bisa tampil sendirian bermain gitar..

Tapi apakah strategi politik ini salah? Ya gak lah, syah saja dalam demokrasi, namanya juga hak berpikir..

Ane sendiri lebih setuju dengan langkah Prabowo masuk kedalam kabinet Jokowi agar bisa menghadapi badai ekonomi yang akan datang, agar ummat terselamatkan..

Tapi dengan catatan, kalau koalisi cuma dapat kursi mentri olahraga..sami mawon podo wae..

Jika PS mampu mendapatkan kursi mentri strategis, giliran ane nyiapin kopi nonton sang maestro main gitar membawakan lagu2 sedih dengan penjiwaan total, karena kesedihan memikirkan karir politik anaknya kedepan..

Ini memang permainan strategi tingkat tinggi, sulit untuk dibaca..Kalau permainannya tingkat Serang atau Pandeglang, gampang untuk ditebak alurnya..

☕☕

(EM)

Baca juga :