Nafas Terakhir Akbar Alamsyah
Pukul 11 malam, Rosminah ditelp ibunya memberi kabar bahwa Akbar, anak Rosminah tidak ada di rumah. Ia pergi mengendarai sepeda motor karena ada janji sama temannya, menonton aksi demo di gedung DPR.
Rosminah kaget, Akbar selama ini memang tinggal dengan neneknya di wilayah Kebayoran. Saat bertemu Akbar pagi harinya, Rosminah sudah mengingatkan Akbar agar tidak keluar hari ini. Mengingat aksi demo kemarin banyak korban berjatuhan dari pihak pendemo.
Belum ada kabar dari Akbar hingga pagi hari, dari temannya Rosminah mengetahui saat mereka sedang duduk di atas motor, ada aparat yang hampiri dan mereka berlari. Sejak saat itu, Akbar tidak diketahui keberadaannya.
Rosminah mendatangi Polda, yang ditemukannya bukan Akbar. Tetapi peserta demo yang berwajah lebam. Dari polda, Rosminah menuju polres Jakarta Barat. Di polres, ada nama anaknya terdata, namun Rosminah tidak bisa mengunjungi anaknya.
Rosminah hanya menitipkan makanan pada aparat yang menjaga, Rosminah masih berpikir anaknya cuma ditahan di polres Jakarta Barat.
Sesampai dirumah, Rosminah mendapatkan kabar bahwa anaknya dibawa ke RS. Pelni. Ia lalu bergegas ke rumah sakit Pelni untuk mengetahui kondisi Akbar. Di rumah sakit Pelni, ia tidak menemukan anaknya. Anaknya sudah dibawa ke rumah sakit Polri.
Pukul 01.00 dini hari, Rosminah baru bisa melihat tubuh anaknya terbaring. Namun ia masih belum di izinkan melihat wajahnya. Perawat dan dokter melarang siapapun mendekati korban, karena saat itu korban sedang dirawat intensif.
Baru pada pukul 11.00 keesokan harinya, Rosminah bisa menatap wajah anaknya. Semua ia ragu, wajah yang terbaring seperti tidak ia kenal. Mukanya bengkak seperti orang kena tumor. Ia sempat berpikir bahwa yang ada di depannya bukanlah anaknya. Namun, tanda luka bekas knalpot ia kenali di kaki anaknya.
"Ya Allah, ini benar anak saya dok?"
Rosminah meraung, menangis dan memeluk tubuh di pembaringan. Ia tidak kuat menahan sesak dan pilu. Tubuhnya lunglai dan terjatuh, tak sadarkan diri.
Pertemuannya dengan Akbar, hanya sesaat. Setelah itu Akbar diisolasi ke ruang khusus, seperti ruang ICU. Rosminah meminta menemui anaknya, namun tidak bisa di kabulkan oleh perawat dan dokter. Rosminah menangis, hanya bisa melihat dari jauh tubuh anaknya dengan banyak alat dibadannya
Rosminah memutuskan menunggu kabar dari rumahnya. 4 hari berselang, Rosminah mendapatkan kabar anaknya sudah di pindahkan ke RSPAD Gatot subroto, Rosminah marah mengapa tidak memberi kabar pada dirinya. Alamat dan data diri sudah ia berikan pada pihak rumah sakit, namun rumah sakit sepertinya merujuk pihak lain yang bertanggung jawab atas Akbar.
"Akbar koma, harus dibawa ke rumah sakit yang lengkap perawatannya," begitu kata petugas rumah sakit.
Di RSPAD, sejak saat itu Akbar belum sadarkan diri. Ada pendarahan di otak, tempurung kepalanya retak, ginjalnya seperti hancur dan tidak berfungsi, matanya lebam, muka masih bengkak. Akbar sempat cuci darah. Ada jadwal operasi untuk mengganti tempurung kepalanya dengan titanium.
Pihak kepolisian mengatakan Akbar terjatuh dari pagar yang ia coba naiki. Pihak keluarga tidak ingin berpolemik atau melporkan kejanggalan hasil laporan pihak kepolisian.
"Sekarang, kami hanga ingin Akbar kembali dulu. Minimal ada respon dari dirinya. Mohon doakan Akbar.."
Rosminah meminta doa atas kesembuhan Akbar Alamsyah. Ada duka di wajahnya, ada murung seorang ibu.
Kamis, 10/10/2019 Akbar di kabarkan meninggal dunia.
"Adikku meninggal hari ini," kata kakak Akbar, Fitri Rahmayani.
Koordinator Kontras, Yati Andriyani meminta Polri mengusut penyebab kematian Akbar Alamsyah. Ada kejanggalan atas kematian Akbar jika penyebabnya adalah kesalahan sendiri, jatuh dari pagar.
Dalam surat Kepala RS Bhayangkara kepada Kepala RS RSPAD dituliskan biaya perawatan medis Akbar selama 3 bulan ke depan dijamin oleh RS Polri Bhayangkara.
Jika akibat kesalahan sendiri, mengapa pihak polri menanggung biaya perawatan korban? Atau ini bukti betapa tinggi empati kepolisian pada masyarakat?
Hari ini, Jumat (11/10/2019), Akbar akan dimakamkan. Kematian Akbar menambah jumlah korban atas aksi demonstrasi yang terjadi beberapa minggu ini. Sebelumnya, sudah ada Randi dan Yusuf di Kendari. Apapun alasannya, kematian Akbar harus bisa menjadikan aparat kedepannya bertindak lebih humanis pada masyarakat.
Mungkin saja Akbar melompat pagar, tapi aksi melompat pagar Akbar untuk menghindari apa? Atas dasar apa Akbar harus melompat pagar? Apa yang di hindarinya?
Ada yang dia hindari, ada ketakutan di wajahnya sehingga ia memutuskan untuk berlari dan menyelamatkan diri. Sayang, nasibnya tidak sama dengan teman2nya yang selamat. Entah benar ia melompat pagar, atau dipukuli seperti korban lainnya.
Ada dugaan kematian Akbar adalah korban kekerasan aparat. Entah bagaimana proses kedepannya, jika itu tentang aparat. Karena sebelumnya pernah ada, namun tidak jelas proses hukumnya.
Alfatihah untuk Akbar...
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ
"Ya Allah, Ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkanlah dia, tempatkanlah di tempat yang mulia, luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es, bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka." 😭😭
By Setiawan Budi [fb]
[Video - Ibunda Menangis Saat Akbar Alamsyah Dikuburkan: "Anak saya disiksa!"]Hadapkan Pelakunya Kedepan Kami..!— t°Jabar (@tijabar) October 11, 2019
"Kita mau pelakunya datangkan kedepan kita aja, kita mau tau siapa orangnya, krn itu sadis banget sih lukanya Akbar. Gak mungkin dia jatuh dr pagar" ~Fitri Rahmayani-kakak Akbar~
Viralkan gaes.!!!
Agar orang yg dimaksud dengar permohonan ini pic.twitter.com/RZAID9GdvB