MEMBANDINGKAN 2 KASUS: ANTARA "CULIK" NINOY dan GOLFRID SIREGAR


ANTARA "CULIK" NINOY dan GOLFRID SIREGAR

GOLFRID SIREGAR
Golfrid Siregar adalah aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi). Selama karirnya di walhi, ia kerap memprotes kebijakan yang dianggap melawan hukum atas perlindungan pada lingkungan.

Golfrid dinyatakan menghilang oleh keluarganya sejak Rabu (2/10/2019), sekitar pukul 17.00 WIB. Berdasarkan informasi, dia pergi ke kantor salah satu jasa ekspedisi untuk bertemu seseorang di Marendal, Medan.

Belakangan dia ditemukan terkapar di flyover Simpang Pos, Medan pada hari Kamis (3/10/2019), sekitar 01.00 WIB dini hari. Golfrid mengalami pendarahan di bagian kepala dan dilarikan ke rumah sakit. Selama 3 hari ia menjalani perawatan dan operasi, akhirnya golfrid dinyatakan meninggal dunia.

Walhi sumut mengungkap kejanggalan atas kematian rekannya. Mereka menganggap kematian golfird bukan sekedar kecelakaan di jalan raya seperti apa rilis kepolisian. Luka yang dideritanya seperti sebuah upaya pembunuhan. Tempurung kepala retak, mata lebam. Namun bagian lain tidak mengalami luka seperti halnya korban kecelakaan jalan raya.

Walhi sumut berpendapat menghilangnya golfrid adalah upaya penculikan yang berujung pembunuhan.

Jika golfrid tidak meninggal dunia, dalam minggu ini dia akan bersaksi di Jakarta dalam perkara penghentian kasus pemalsuan tanda tangan yang dilakukan penyidik kepolisian medan.

Dari informasi akun twitter @sisifus_ Golfrid Siregar melaporkan tiga perwira polisi Polda Sumut ke Mabes Polri Jakarta dengan dugaan hentikan penyidikan dugaan pemalsuan tanda tangan saksi ahli, On Riza, yg menolak tandatangan perizinan pembangunan pembangkit listrik tenaga air Batang Toru.

https://kabar24.bisnis.com/read/20190812/16/1135313/walhi-sumut-laporkan-penyidik-polda-sumut-ke-propam-dan-irwasum-polri

Pelaporan tersebut dilakukan sebelum Golfrid Siregar ditemukan dalam luka parah, tak sadar, kepala remuk, di sebuah jalan di kota Medan yang akhirnya menyebabkan kematiannya.

Kepolisian mendengar keraguan atas kematian golfrid dan melakukam visum pada mayatnya. Kemarin sudah dilakukan visum dan menunggu hasil dari dokter yang memeriksa. Semoga hasilnya bisa dijadikan alasan bahwa kematian golfrid adalah bentuk ancaman pada aktivis yang berjuang di jalannya.

NINOY KARUNDENG
Tanggal 30 september 2019, dirinya datang mengendarai motor kesebuah lokasi di sekitar panjempongan. Entah apa alasannya di sana, melakukan rekaman melalui HP. Apa yang di lakukannya menarik perhatian sekelompok massa di sekitaran masjid. Situasi saat itu lagi mencekam, adanya aksi mahasiswa membuat seputaran lokasi sedikit sibuk dengan kegiatan penyelamatan korban kerusuban dan memberikan logistik berupa air minum.

Ninoy datang sendiri, melakukan kegiatan perekaman. Didatangi sekelompok orang untuk menanyakam identitas dirinya. Ketika mengetahui ninoy merupakan barisa relawan jokowi, sekelompok orang ini memeriksa hp dan laptop ninoy. Di temukanlah berbagai macam ujaran kebencian yang pernah ia tuliskan. Termasuk pada Imam Besar.

Disitulah kemarahan sekelompok orang tadi. Situasi pemberitaan tentang buzzer yang telah beredar membuat mereka melakukan perhitungan sendiri pada diri ninoy. Dirinya dianggap bagiann dari buzzer yang sengaja datang untuk mengambil kesempatan dan nantinya akan memberitakan secara negatif kegiatan sekelompok orang tersebut dalam aksi mahasiswa.

Ninoy dibawa ke dalam masjid. Pengurus masjid mengetahui hal itu, dan menganggap ninoy adalah korban pemukulan yang harus di obati seperti korban2 aksi yang mereka temukan.

Dalam perkembangannya, ninoy dinterogasi oleh sekelompok orang untuk mengakui kegiatan dia selama ini atas perintah siapa dan di bayar berapa. Interogasi itu terekam dalam video yang di viralkan pada malam hari.

Dalam rekamannya, ninoy mengakui menerima bayaran atas aktifitas sodial media yang ia lakukan. Ninoy di inapkan dalam masjid.

Keesokan harinya, ninoy di pulangkan dan diantar oleh sebagian orang masjid dengan selamat kerumahnya. Tidak ada lagi intimidasi ataupun pemukulan padanya. Ada permintaan maaf dan semuanya berjalan normal.

Hingga akhirnya, beberapa hari kemudian ada pelaporan penganiayaan pada dirinya atas kejadian pada akhir september kemarin. Pihak masjid membantah, namun kepolisian sangat reaktif atas kasus ini. Sudab 13 orang di jadikan tersangka dan ada nama IPF yang di bawa.

Ninoy dianggap mengalami penculikan berujung penganiayaan. Dan kepolisian, sedang mengusut kasus ini.

MEMBANDINGKAN 2 KASUS

Kasus Golfrid dan Ninoy hampir sama. Sama-sama dinyatakan hilang, sama2 dianggap terjadi penculikan namun akhirnya berbeda.

Golfird berakhir meninggal dunia, sedangkan ninoy masih bisa tertawa. Golfrid kasusnya seperti sudah direncanakan ketika ia menghilang, pergi untuk menemui orang lalu tidak pulang2. Sedangkan ninoy, mendatangi TKP dengan kemauan sendiri, seolah sengaja mengumpankan dirinya untuk dipersekusi.

"Apa kepentingan ninoy mendatangi TKP? Bukankah aksi demo melibatkan mahasiswa?mengapa ia tidak datang ke tempat terjadinya hujan gas air mata? Mengapa ia justru mendekati masjid yang menjadi tempat pengamanan korban kerusuhan?"

Ada kepentingan khusus yang ingin diabadikan oleh ninoy. Aksi mahasiswa yang tidak melibatkan pihak luar, membuat ninoy geram dan harus membuktikan bahwa aksi pasti ada peranan pihak yang selalu mereka tudug radikal.

Saat upaya penyelamatan korban dan bantuan warga masjid pada peserta aksi dianggap bahan yang bagus, disitulah ninoy hadir untuk merekam apa yang terjadi. Sayangnya, niat ninoy tercium oleh sekelompok warga. Hingga akhirnya terjadi seperti apa yang beredar ceritanya.

Untuk kasus golfird, pihak kepolisian terkesan hati2, namun untuk kasus ninoy pihak aparat terkesan sangar reaktif. Menurut pengakuan ninoy, justru dirinya didorong oleh pihak aparat untuk membuat laporan.

PBNU menghimbau agar proses penyelesaian kasus ninoy diselesaikan dengan dialog. Baru kali ini saya setuju dengan statemen PBNU. Kenapa harus diselesaikan dengan dialog? Karena terjadi simpang siur atas informasinya. Ada tuduhan sepihak dan ada upaya mendorong kasus ini untuk mendsikreditkan pihak lain.

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191008202824-20-437905/pengeroyokan-ninoy-karundeng-pbnu-serukan-dialog

"Jika ninoy selamat sampai dirumah dengan diantar, mengapa harus ada pelaporan? Ancaman yang terjadi hanya untuk mengorek berita tentang aktifitasnya."

Jika kepolisian sadar, aksi main hakim yang terjadi pada diri ninoy adalah bukti lemahnya ketegasan hukum yang terjadi di kepolisian. Berulang kali melaporkan pihak2 yang melakukan penghinaan pada agama, pada tokoh agama (Dalam hal ini adalah buzzer), namun tidak pernah ada hukum yang melibatkan mereka di dalam. Dengan bukti itu, membuat masyarakat menempuh jalan sendiri saat menemukan mereka.

TAKUTNYA..

Jika kejadian pemukulan pada ninoy tidak di selesaikan secara kekeluargaan, takutnya ada dendam yang mengendap. Karena tidak ada niatan membunuh. Justru setelah selesai, ninoy diantar kerumahnya.

Jika sekarang ninoy bisa selamat dan di antar dengan senyuman, esok bisa jadi akan terjadi lagi kasus seperti ini dan siapa tau, kasus golfird akan menginspirasi oknum2 untuk melenyapkan seseorang yang dianggap musuhnya.

Ninoy dan buzzer-buzzer yang selama ini dianggap musuh atas kegiatan mereka disosmed, akan membuat masyarakat melakukan cara perhitungannya sendiri jika aparat masih belum bertindak atas ketidakadilan yang dirasakan.

Ninoy dan Golfrid adalah 2 anak manusia, namun berbeda tujuan. Golfrid pejuang lingkungan hidup, kerap menentang segala kebijakan yang merugikan orang banyak. Ninoy pejuang seorang tokoh, jika dianggap menyerang tokoh idolanya, maka ninoy bisa melakukan berbagai framing dengan alasan kebebasan pendapat.

Dari 2 orang ini, saya sudah memilih siapa yang harus ditegakkan dan siapa yang harus diberi bimbingan.

By Setiawan Budi [fb]

Baca juga :