Hajar KOMPAS yang Sebar FITNAH, Jurnalis Senior Ungkap Fakta-Fakta Ini


[PORTAL-ISLAM.ID]  Kasus "Drama Ambulans Pembawa Batu" yang diinisiasi oleh akun pendukung Jokowi, kemudian dikutip akun resmi TMC Polda Metro Jaya, dan dijadikan rujukan oleh media arus utama seperti KOMPAS, telah berhasil dibongkar warganet. Bahkan, akun TMC Polda Metro Jaya pun akhirnya menghapus cuitan yang diunggah dini hari Kamis, 26 September 2019 tersebut.

Sayangnya, penghapusan itu tak segera dilakukan oleh KOMPAS yang turut mengutip informasi dari akun TMC Polda Metro Jaya tersebut. Arogansi KOMPAS ini pun mendapat sorotan tajam jurnalis senior Dhandy Dwi Laksono.

Bercuit melalui akun twitternya, jurnalis yang sempat membuka mata mata publik melalui karya fenomenal berjudul "The Sexy Killer" tahun 2019 ini mengungkap beberapa poin kritik tajam terkait berita KOMPAS online dengan judul sangat tendensius: "5 Ambulans Pemprov DKI Angkut Batu dan Bensin, Diduga untuk Bahan Bom Molotov"

Berikut poin-poin catatan Dandhy atas berita KOMPAS:

1. Berita ini hanya mengutip polisi.
2. Di video yang disebar polisi tidak ada gambar/rekaman batu di dalam ambulans.
3. Tidak ada gambar bensin, dll.


-Kita tunggu redaksi @kompascom dan media lain yang telah mengutip informasi hoax yang disebar @TMCPoldaMetro  tentang ambulans yang membawa batu.

Sebab kekerasan juga terjadi pada tim medis di gedung BNI. Mei lalu, tim ambulans Dompet Dhuafa juga menjadi korban kekerasan polisi


- Yang paling serius, di video yang disebarkan polisi itu, perekamnya sangat jelas dan sengaja mengatakan "ini ambulans yang membawa batu".

Jadi ini bukan hanya penyebarluasan hoax yang melibatkan polisi, juga indikasi rekayasa hukum dan penyalahgunaan wewenang yang serius

-Harus ada warga negara (terutama pihak-pihak yang dituduh, pemilik ambulans, atau paramedis yang diteriaki dan dituduh membawa batu) yang melaporkan kasus fitnah atau rekayasa hukum ini ke polisi.

Kita lihat bagaimana polisi memproses polisi. Mungkin sia-sia. Tapi perlu.

-Video "ambulans membawa batu" ini patut diduga direkam oleh polisi. Bukan wartawan, apalagi warga. Ia dan kameranya punya akses leluasa mengambil gambar sambil berteriak-teriak.

Jika ada yang posting sebelum dirilis polisi, artinya polisi menyebarkankan informasi ke pihak lain.


Seperti diketahui, cuitan fitnah dari akun pendukung Jokowi yang dikutip akun TMC Polda Metro Jaya berhasil dibongkar beberapa warganet.


Baca juga :