[PORTAL-ISLAM.ID] Kerusuhan yang menjalar di Papua pada Senin 19 Agustus 2019, salah satunya dipicu oleh insiden di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya.
Insiden di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya terkait dengan pemasangan bendera merah putih di momen HUT RI ke-74.
Bendera merah putih itu dipasang oleh Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri (FKPPI). Lalu terjadi insiden sehari setelah dipasang bendera merah putih itu sudah tergeletak masuk selokan. Lalu didatangi oleh FKPPI beserta ormas-ormas lain, seperti Pemuda Pancasila, bahkan Banser.
TERNYATA:
- Yg pasang bendera Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri
- bendera masuk selokan
- Heboh
- Asrama Papua didatangi FKPPI, Pemuda Pancasila, Pagar Jati, ada juga Banser!!
NOH KAN BANSER..
Tapi knp FPI yg digoreng???
Berikut KRONOLOGI berdasarkan penuturan FKPPI seperti dilansir kumparan, Selasa (20/8/2019).
Cerita FKPPI yang Berinisiatif Pasang Bendera Merah Putih di Asrama Papua Surabaya
Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri (FKPPI) adalah ormas yang memasang bendera merah putih di depan Asrama Papua Surabaya. Wakil Ketua FKPPI Surabaya Tri Susanti atau akrab disapa Susi mengatakan organisasinya sengaja memasang bendera merah putih di tiang bendera depan asrama untuk memperingati HUT ke-74 RI.
Susi mengatakan inisiator pemasangan bendera itu adalah organisasinya. Bendera merah putih dipasang di asrama pada Kamis (15/8) sekitar pukul 09.00 WIB. Pada saat itu, kata Susi, organisasinya juga dibantu dengan sejumlah ormas lain seperti Pemuda Pancasila, FPI, dan macam-macam karang taruna di wilayah sekitar.
"Hari Kamis terpasang, yang memasang dari Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan). Inisiatif dari kita. Muspika dengar rencana kami, beliau-beliau ini langsung menindaklanjuti usulan tersebut," kata Susi, Selasa (20/8).
Menurut Susi, organisasinya dan juga ormas lain dua tahun terakhir memang rutin memasang bendera di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya. Menurut dia, biasanya pemasangan bendera di Asrama Papua itu berujung penolakan oleh penghuni asrama.
"Tahun lalu juga sama seperti ini, tapi dampaknya biasa-biasa saja." ujar Susi. "Mereka selalu menolak memasang bendera merah putih. Kewajiban kita memperingatkan mereka untuk memasang dan tahun ini, mulai hari Kamis (15/8) terpasang."
Susi mengatakan organisasinya memasang bendera merah putih dengan juga memberikan tiang alumunium. Tiang itu kemudian ditancapkan di tanah kecil depan asrama. Pada saat pemasangan itu sempat terjadi silat lidah dengan penghuni asrama namun tiang beserta benderanya tetap terpasang.
Susi mengatakan pada Kamis malam dia mendapat kabar bahwa bendera yang diberikannya itu dipindahkan ke rumah sebelah. Namun dia tidak memastikan kebenaran kabar itu.
Musababnya, pada Jumat (16/8) pagi, ketika dia melintas di depan Asrama Mahasiswa Papua yang terletak di Jalan Kalasan No.10, Pacar Keling, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya, kondisi bendera beserta tiangnya tetap sama ketika dia memasangnya.
Setelah itu, pada Jumat siang sekitar pukul 14.00 WIB, Susi mendapat kabar dari rekannya tiang bendera yang dipasangnya itu rusak dan patah. Patahan tiang yang masih terikat bendera itu bahkan terjatuh ke selokan di depan asrama.
Foto jatuhnya bendera itu kemudian menyebar di media sosial. "Setelah bendera tersebut jatuh, rekan-rekan semua emosi. Terus akhirnya kita ramai mendatangi asrama," ujar dia.
Susi mengatakan sejumlah teman-teman ormas yang datang ke asrama pada saat itu terdiri dari Pemuda Pancasila, Pagar Jati, FKPPI, ada juga Banser Kecamatan Tabaksari, Karang Taruna setempat, dan juga massa berbaju ojek online.
Niatnya, massa ke sana hanya ingin dialog. "Jadi kita minta bendera itu tetap terpasang. Jangan sampai jatuh. Jangan sampai dibuang. Kita tidak mengancam," ujar dia.
Menurut Susi, saat itu juga sudah meminta pihak kepolisian untuk mediasi. Namun pada saat itu, reaksi mahasiswa di asrama itu diam.
Susi mengatakan pada saat itu, massa yang berdatangan ramai. Massa pada saat itu saling berteriak meminta mahasiswa Papua yang ada di asrama itu menjelaskan duduk perkara bendera yang terjatuh.
Hanya saja, dia mengaku tidak mendengar ada umpatan rasial yang ditujukan ke mahasiswa Papua seperti yang beredar di media sosial. Lebih lanjut Susi meminta maaf karena pemasangan bendera itu berujung permasalahan yang menurutnya hingga terjadi kerusuhan di Manokwari.
"Saya meminta maaf atas kejadian tersebut. Untuk masyarakat Papua yang di Surabaya, kita bersaudara," ujar dia. "Kalau bisa kita duduk bersama diskusi. Kami minta maaf atas kejadian ini terjadi letusan di sana. Terus terang kami sangat menyesalkan".
Link: https://kumparan.com/@kumparannews/cerita-fkppi-yang-berinisiatif-pasang-bendera-di-asrama-papua-surabaya-1rhgLRI8t1l
***
JADI KENAPA YANG DIGORENG DAN DIFITNAH ITU FPI???
Bahkan Banser pun, seperti penuturan FKPPI di atas, ikut mendatangi Asrama Papua itu. Videonya juga ada terlihat Banser.
INI VIDEONYA:
...BUAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHANJERRRRRRRR...!!— K.H. Iyut~Kafir Hybrid Iyut (@kafiradikal) August 20, 2019
Lah di video ini malah yang terlihat ada Banser, tapi kenapa FPI yang dihujat?!
Kalo ikut logika @GunRomli atau @permadiaktivis, boleh donk bilang Banser provokator? Wkwkwkwk. (``,)pic.twitter.com/LMNZX9G7qy