Muhammadiyah: Jangan Berlebihan, Ceramah Ustad Somad untuk Kalangan Internal Umat Islam


[PORTAL-ISLAM.ID]  Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah KH. Fathurrahman Kamal, Lc., M.Si mengajak umat beragama saling bertasamuh (toleransi) dan saling memahami sikap teologis internal umat Islam, wabil khusus kasus ceramah Ustad Abdul Somad (UAS).

“Peneguhan-peneguhan yang dilakukan di internal umat tidak dapat dimaknai sebagai penistaan ajaran agama lain, sebagaimana para pastur/pendeta meneguhkan iman jamaatnya dengan tidak membenarkan, atau mungkin memperolok-olok, teologi agama selain agama mereka sendiri,” ujar Fathurrahman Kamal dalam pernyataannya, Senin (19/8/2019).

Karena itu, menurutnya, di ranah ini berlaku tasamuh (toleransi), saling  memahami dan empati. Termasuk memahami ceramah dai sejuta follower, UAS yang sebenarnya disampaikan di ruang terbatas, untuk umat Islam sendiri.

“Tak perlu baper. Demikian pula halnya konten ceramah Ustadz Abdul Somad (UAS), jangan dimaknai berlebihan karena itu dilakukan dalam ranah terbatas internal umat, bukan disampaikan secara terbuka di tempat publik. Lihatlah peristiwa KH. Ahmad Azhar Basyir, baik Muslim dan Katolik harus sama-sama dewasa,” tambah pengasuh Pondok Pesantren Budi Mulia, Yogyakarta ini.

Selanjutnya, ia menukil kisah yang dilakukan Ketua PP Muhammadiyah Periode 1990-1995, KH Ahmad Azhar Basyir, MA.

Ketika itu, tahun 1969, Kiai Azhar Basyir, menyampaikan kuliah tentang Muhammadiyah di Akademi Kateketik Katolik Yogyakarta. Secara tulus Kiai Azhar Basyir menyampaikan ucapan terima kasih, bahkan merasa mendapat kehormatan dengan undangan dari Institusi Katolik tersebut.

Dalam ceramah berjudul “Mengapa Muhammadijah berjuang menegakkan tauhid jang murni?”,  Kiai Azhar menyampaikan; “Karena Muhammadijah yakin benar-benar, dan ini adalah keyakinan seluruh umat Islam, bahwa tauhid jang murni adalah ajaran Allah sendiri. Segala ajaran jang bertendensi menanamkan kepercayaan “Tuhan berbilang” bertentangan dengan ajaran Allah. Dan oleh karena keyakinan “Tuhan berbilang” itu menyinggung keesaan Tuhan jang mutlak, maka keyakinan “Tuhan berbilang” itu benar-benar dimurkai Allah. Tauhid murni mengajarkan keesaan Tuhan secara mutlak. Kepercayaan bahwa sesuatu atau seseorang selain Allah mempunjai sifat ke-Tuhanan, disebut “syirik”. Syirik adalah perbuatan dosa terbesar jang tidak diampuni Allah.”

Meski disampaikan di depan umat Katolik, pidato Kiai Azhar Basyir tidak dianggap menista ajaran Katolik.

“Sebab pidato tersebut tidak dapat dipisahkan dari konteks; baik konteks peristiwa atau lingkungan di mana beliau diminta untuk memberi kuliah tentang Muhammadiyah, konteks internal pembicara yang tak dapat dipisahkan dari suasana batin maupun keyakinan agamanya (tauhid murni). Sebab beliau tak hendak tampil dengan wajah ganda. Beliau menerangkan tauhid yang autentik, dan tak bermaksud menista keyakinan saudara-saudara kita yang beragama Katolik,” tambah Faturahman Kamal.

Sebab menurutnya, Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan dakwah Islam amar makruf nahi munkar sejak berdiri tahun 1912.

Bahkan salah satu faktor penting pendorong lahirnya Muhammadiyah adalah melawan penetrasi misi zending Kristiani dengan mendirikan amal usaha sekolah, rumah sakit dan panti asuhan untuk menolong kaum dhuafa yang menjadi target sasaran pemurtadan.

Karena itu lahirlah dai-dai dan ulama pakar kristologi di lingkungan Muhammadiyah seperti  KH. Bahaudin Mudhari dan KH. Abdullah Wasian.

“Tidak pernah terbayang dan terjadi dakwah ala Muhammadiyah tersebut dianggap sebagai penistaan terhadap agama di luar Islam.”

Menurunya, hanya dengan kedewasaan dan kearifan umat beragama, kita dapat terus merajut dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

“Para warganet dari kalangan agama apapun hendaknya bijak mencerna, menyaring dan berhati-hati menyatakan sesuatu ke ranah publik yang tidak seharusnya dan tidak pada tempatnya untuk dibawa ke ranah hukum. Jika tidak, maka ini hanya akan menyiram api ke atas rumput kering yang mudah terbakar,” tambahnya.

Karena itu, ia meminta pemerintah dan aparat bisa menyelsaikan masalah seperti ini dengan tepat.

“Kami meminta dengan tegas agar pemerintah dan aparat hukum dapat menyelesaikan masalah ini dengan tepat dan bijak agar potensi konflik umat beragama dapat diredam. Semoga Allah swt memberkati kita semua,” ujarnya. (Inside)

Baca juga :