MEMUSUHI SIMBOL ISLAM


MEMUSUHI SIMBOL ISLAM

Semua orang perlu simbol, sebab kita makhluk yang simbolis. Tulisan kita dipenuhi oleh simbol, bahasa kita juga simbolis. Sebab simbol adalah komunikasi yang sangat efektif.

Simbol juga branding, baju polos dijual dengan harga normal, bisa naik harga ketika dibubuhkan simbol Batman. Begitu juga handphone jadi naik gengsi ketika ada simbil apel digigit.

Bahkan simbol bisa jadi tanda keberpihakan walau tanpa kata-kata. Coba saja pakai baju oranye di Stadion Jalak Harupat saat Persib lagi tanding, pastinya akan greget.

Apa yang kita yakini, cenderung akan kita simbolkan. Dan sebaliknya, apa yang kita simbolkan, juga akan kita yakini. Karena itu semua propaganda memerlukan simbol.

Komunisme menggunakan bintang merah, Kaum Nabi Nuh menggunakan pelangi, legiun Roma dengan elang dan singkatan SQPR, Nasrani dengan salibnya.

Begitu satu simbol sudah dianggap "keren", maka serta merta akan banyak fans terjaring. Itulah mengapa perusahaan mau habiskan uang untuk meningkatkan brand.

Pada 2010 misalnya, peusahaan software Symantec rela keluarkan dana 17 trilyun, untuk re-branding simbolnya. Supaya lebih disukai, lebih nancep di benak pengguna.

McDonalds, demi menanamkan bahwa simbol "M" nya adalah kebahagiaan, membangun 8000 tempat bermain, lebih luas dari seluruh tempat bermain TK di US.

Ray Kroc tahu, sejak hari pertama dia beli brand ini, bahwa target simbolnya adalah anak kecil, dia menarget masa depan. Karena inilah penyumbang pembelian terbesar.

Ada yang lebih tinggi brand-nya dari McD, Marlboro Man. Sukses mensimbolisasi racun nikotin dengan koboi dan petualangan, membuat orang lupa bahwa rokok itu kanker.

Kesimpulannya, bukan hanya simbol adalah lambang diri kita, tapi kita juga apa yang kita simbolkan. Pikiran menentukan simbol yang kita pilih, tapi simbol juga membentuk pikiran kita.

Bayangkan, apa yang terjadi pada Indonesia di masa depan. Bila simbol-simbol buruk dibiarkan seolah wajar. Sementara simbol Islami seperti kalimat tauhid malah distigma buruk?

Pelakunya mungkin tak sadar, tapi pemburukan terhadap Islam melalui simbol-simbolnya sedang terjadi. Branding negatif terhadap Islam sedang berlangsung.

Apalagi, bagaimana kalau ternyata semua ini adalah bagian daripada kampanye? Bertopeng judul "De-Radikalisasi" padahal sebenarnya adalah "De-Islamisasi?", bagaimana?

Lihat saja, penelitian, berita, pernyataan tokoh yang dinaikan media dan penguasa saat ini. Selalu memosisikan bahwa radikal itu dekat dengan ulama, dekat dengan Islam.

Mau menerapkan syariat, intoleran. Bicara Khilafah, radikal. Tapi curang dianggap biasa, kader partai berzina beramai-ramai malah masuk berita, eljibiti diberi ruang.

Perhatikan, saat ini bicara Khilafah itu lebih terlarang dari bicara legalisasi miras. Bendera tauhid Rasulullah sudah sama nilainya dengan bendera palu arit, miris.

Ini semua adalah branding, yang pelakunya entah sadar entah tidak. Tapi semua yang berhubungan dengan Islam sepertinya harus dihapus, bernafsu sekali penguasa-penguasa ini.

Lihat gegasnya penguasa saat ada bendera tauhid dikibarkan siswa MAN, dan taruna akmil. Bandingkan penyikapannya dengan kasus eljibiti, zina, dan lainnya di sekolah.

2016 saja, terdata 300.198 terindikasi gay di Jawa Barat, 218.227 di Jawa Tengah. Survei KPAI pada 2014 menunjukkan 62,7% remaja melakukan seks diluar nikah.

Mana bahaya yang sesungguhnya? Ini baru sektor pergaulan bebas. Bukankah harusnya bahaya didepan mata ini yang dipikirkan penguasa? Masa depan NKRI?

Dan seharusnya mereka paham, bahwa data-data diatas adalah hasil "promosi" nilai-nilai non-Islami yang selama ini ada, via tontonan, pelajaran, dan kebijakan publik.

Bukankah harusnya penguasa merasa lebih aman ketika pemuda justru bangga mengangkat bendera tauhid? Bukankah harusnya bangga kalau siswa pada salih?

Bukannya malah mensimbolisasi bendera tauhid, rohis, ormas Islam, ulama, dan istilah Islam menjadi radikal, teroris dan ekstrimis. Islam itu solusi, bukan malah ditakut-takuti.

Bagi kaum Muslim, apakah anda terima bila saat ini simbol Islam malah di-branding radikal? Bila tidak, banggalah dengan simbol-simbol Islam, tak perlu takut menggunakannya.

Tak mungkin orang mencintai itu hanya di hati, ia harus diungkapkan. Dan pengungkapan apa yang lebih baik ketimbang kalimat tauhid? Kalimat syahadat?

Kalimat yang kita hidup dan kita mati diatasnya, dan kalimat yang dengannya kita ingin berbangkit kelak, insyaAllah.

10 Dzulhijjah 1440

(By Felix Siauw)

Sumber: fb

Simbol Tauhid Felix Siauw Semua orang perlu simbol, sebab kita makhluk yang simbolis. Tulisan kita dipenuhi oleh...

Dikirim oleh Ustadz Felix Siauw pada Minggu, 11 Agustus 2019
Baca juga :