[PORTAL-ISLAM.ID] Enzo Zenz Allie, blasteran Perancis-Indonesia, berhasil lolos seleksi Taruna Akmil di Magelang.
Namun nasib anak yatim itu kini terancam dikeluarkan setelah fotonya membawa Bendera Tauhid dipermasalahkan.
Bahkan kini ibunda Enzo juga ikut dipersoalkan karena disebut tidak mendukung Jokowi.
Namun tak sedikit yang membela Enzo. Salah satunya adalah mantan Dubes RI untuk Polandia, Hazairin Pohan.
"Belum diulas, ibu Enzo berjuang sebagai single parent, tidak berharta sehingga menyekolahkan anak di pesantren; berharap pendidikan Enzo lanjut dan diarahkan ke Akmil karena tidak bayar. Perjuangan sang ibu yang berat demi mengangkat nasib eh malah dihina. Menghina kemiskinan itu paling terhina..," ujar Haz Pohan di akun twitternya, Sabtu (10/8/2019).
Keluarga YatimBelum diulas, ibu Enzo berjuang sbg single parent, tdk berharta shg menyekolahkan anak di pesantren; berharap pendidikan Enzo lanjut dan diarahkan ke Akmil krn tdk bayar. Perjuangan sang ibu yg berat demi mengangkat nasib eh malah dihina. Menghina kemiskinan itu plg terhina..— Haz Pohan (@hazpohan) August 10, 2019
Ibu kandung Enzo, Siti Hadiati Nahriah, mengatakan bahwa Enzo menjadi yatim setelah bapaknya meninggal karena mengalami serangan jantung.
Enzo menghabiskan masa kecilnya di Perancis.
Di sana keluarga ini tinggal di Cherbourg-Octeville, sebuah kota di Perancis, terletak di Semenanjung Carentin di Selat Channel, yang memisahkan Prancis dengan Inggris.
Namun, setelah ayahnya meninggal, Enzo dibawa pulang oleh ibunya, dan melanjutkan sekolah di salah satu pesantren di Serang, Banten.
Enzo menempuh Sekolah Dasar (SD) di Perancis, SMP di SMP Al Azhar 27 di kompleks PT Krakatau Steel, Cilegon, dan SMA di Pesantren Unggulan Al Bayan Anyer, Kabupaten Serang, Banten. Menguasai bahasa Perancis dan Inggris serta lancar mengaji Al Quran dan sudah hafal 1 juz.
Sewaktu sidang parade, Enzo dites membaca Alquran. Pantas jika Komandan Jenderal Akademi TNI Laksdya TNI Aan Kurnia memuji bacaan Alquran Enzo.
"Itu ngajinya saja saya mungkin kalah. Ngajinya hebat, agamanya bagus," puji Aan ke Enzo saat berbincang dengan Tribun Jogja, Senin (6/8/2019).
Menurut Siti, putranya merupakan anak bersikeras jika ingin sesuatu, mengkhatamkan Alquran, misalnya.
"Sembilan hari dia bisa khatam Alquran saat puasa kemarin. Dia tuh kalau punya keinginan kekeuh. Setiap habis Subuh dan Magrib membaca Alquran," ungkap Siti.
(Enzo waktu kecil)
Ketertarikan Enzo menjadi prajurit TNI dan Kopassus, menurut Siti Hadiati, itu ditunjukkan Enzo ketika kecil senang mengenakan baju tentara. Juga saat HUT TNI di Serang, Enzo sangat senang berfoto dengan anggota Kopassus.
Menurut Siti yang berdarah Banten dan Bogor ini, Enzo sejak taman kanak-kanak sudah bulat ingin menjadi tentara, namun bukan di Perancis.
Meski tinggal di Perancis, Siti tetap menanamkan cinta Indonesia kepada Enzo, termasuk mengenalkan satuan elite TNI AD, Kopassus.
"Dia tidak pernah terpikirkan menjadi tentara Perancis. Saya cerita keunggulan tentara-tentara kita Kopassus menjadi nomor satu di dunia," ungkap Siti.
Dikatakan Siti, menjadi tentara di Perancis mudah. Sementara di Indonesia sangat sulit karena seleksinya ketat dan bertahap.
"Menjadi tentara benar-benar keinginan sendiri, karena saya orang Indonesia jadi menanamkan nasionalisme sejak dini ke Enzo."
"Secara lahiriah dia bule. Tapi nasionalismenya, punten banget anak asli syok kebarat-baratan, anak saya nasionalis banget," ungkap Siti.
Ketika banyak anak Indonesia berparas kebule-bulean dan terjun menjadi artis, tidak demikian Siti mendidik Enzo.
Baginya, lebih baik Enzo menjadi hafiz Alquran ketimbang jadi artis.
Darah agama yang ditanamkan kepada Enzo, tak lepas dari ajaran ayah Siti. Kakek Enzo dari jalur ibu adalah seorang ustaz di Jakarta Barat.
"Bapak saya zaman PKI masuk daftar yang harus dibunuh karena seorang ustaz di Jakarta Barat.".
"Bapak saya NU, Ansor. Kami bangga menyebut keluarga NU. Insya Allah sampai sekarang saya masih NU seperti saat zaman bapak dulu," katanya lagi, seperti dilansir Tribunnews.