Tidak Ada Rekonsiliasi antara yang HAQ dan BATHIL


Tidak Ada Rekonsiliasi antara yang HAQ dan BATHIL

Sebenarnya pertarungan antara kubu islamis dan kubu sekuler liberal itu bukan sekedar pertarungan pada pemilihan Presiden. Pertarungan antara kelompok sekuler liberal dan kelompok islamis sudah ada jauh sebelum JKW kita kenal.

Sebelum Pilkada DKI Jakarta dimunculkan sosok nasionalis yang dikemas merakyat dan sederhana. Kemudian kaum sekuler dan liberal merapat ke gerbong JKW melalui beberapa tokoh-tokohnya, sebut saja salahsatunya GM Bos Tem*o tahun 2014 memuji JKW sebagai sang ratu adil.

Kemudian dukungan para tokoh sehaluan dengan GM dari Komunitas Utan Kayu, para jurnalis yang tersebar di media-media yang menguasai pemberitaan nasional.

Dibalik itu kelompok sekuler liberal sering melancarkan isu-isu yang mendeskriditkan islam dan kaum muslimin, simbol organisasi kaum islamis yang paling sering diserang mereka adalah Majelis Ulama Indonesia, khususnya yang paling sering mereka kritik adalah fatwa MUI.

Diantara fatwa-fatwa MUI yang paling mereka tentang diantaranya, fatwa haram atribut natal bagi muslim, fatwa sesat Ahmadiyah, fatwa penistaan agama oleh Ahok, dan berbagai fatwa-fatwa yang dianggap sebagai sumber intoleransi di Indonesia. Inilah yang menyebabkan polarisasi antara kubu islamis dan sekuler liberal dalam kancah politik.

Kasus-kasus pelecehan agama yang dilancarkan oleh kubu sekuler dan liberal yang dilakukan pendukung JKW juga semakin memanaskan pertarungan dengan kubu islamis, ditambah kebanyakan mereka bebas melenggang tak tersentuh hukum sebut saja beberapa contohnya; tersangka AA dosen kampus negeri yang sampai sekarang kasusnya mandek, GR yang pernah bilang "Alquran bukan kitab suci dan Nabi Muhammad bukan manusia suci", belum lagi provokasi-provokaso tokoh fiktif yang mengaku islam padahal dalam momen lain dia mengaku mantan muslim yang dikenal sebagai "jerami ngambang" aka Babu Janda, dan masih banyak lagi para pendukung JKW baik yang resmi maupun simpatisan yang sering melancarkan ujaran-ujaran kebencian dan penghinaan kepada simbol agama Islam maupun tokoh-tokoh islam.

Jadi meskipun ada rekonsiliasi partai politik itu tidak akan meredam perseteruan di masyarakat, kecuali ada ketegasan dari pemerintah dan penegak hukum terhadap isu-isu agama. Karena perseteruan antara yang haq dan bathil itu sudah ramai jauh sebelum JKW dikenal publik.

(Oleh: Irfan AbuRaihan)

Baca juga :