By: @Rivi_Handayani
1. Sebenarnya, yang dimasalahkan pendukung 02 itu bukan rekonsiliasinya, tapi bagaimana rekonsiliasi itu dilakukan.
Dalam taraf tertentu, pertemuan yang digagas dipublik space, sambil tertawa-tawa itu menyakitkan, mengingat ketidak adilan yang harus dirasakan pendukung 02 selama proses pemilu.
2. (Mungkin) rekonsiliasi bisa dilakukan, tapi kendali harus ditangan @prabowo artinya pihak sana yg harus mendatangi prabowo, dan dilakukan secara wajar.
Hanya itu cara mengobati kekecewaan. Dan itu sangat manusiawi. Pendukung 02 bukan politisi yg secepat kilat menyesuaikan dgn keadaan.
3. Cairnya sikap @prabowo saat bertemu jokowi seakan-akan tak pernah terjadi apa-apa, bagi pendukungnya dianggap sebagai kekalahan ketiga kalinya setelah keputusan KPU & MK.
Pendukungnya tak peduli wacana kosong “berkorban demi bangsa”, yg mereka tau, sikap pak prabowo adalah pengkhianatan.
4. Untuk memahami kondisi psikologis pendukungnya tidak diperlukan ilmu komunikasi politik tingkat tinggi. Yg dibutuhkan hanya sensitivitas.
Jadi, jangan mengecilkan emosi pendukung 02, seandainya proses pemilu memenuhi asas2 JURDIL tentu lain ceritanya. Rekonsiliasi pasti berakhir happy ending.
— Rivi Handayani (@Rivi_Handayani) 14 Juli 2019
— Rivi Handayani (@Rivi_Handayani) 14 Juli 2019
— Rivi Handayani (@Rivi_Handayani) 14 Juli 2019
— Rivi Handayani (@Rivi_Handayani) 14 Juli 2019