PRABOWO INGIN MENGAKHIRI SEMUANYA?


[PORTAL-ISLAM.ID] Siang hari ini, Rabu (24/7/2019), berlangsung pertemuan antara Megawati dan Prabowo. Prabowo yang menemui Megawati, di rumahnya, Jl Teuku Umar. Setelah pertemuan Jokowi dan Prabowo, apakah pertemuan ini juga penting artinya bagi peta politik ke depan?

Pertemuan antara Jokowi dan Prabowo saja mungkin belum selesai ditafsirkan bagi peta politik ke depan. Apalagi, ditambah dengan pertemuan antara Megawati dan Prabowo siang hari ini. Tentu, akan semakin banyak tafsiran dan kemungkinan-kemungkinan peta politik ke depan.

Ada yang menafsirkan itu pertemuan biasa saja yang tak berarti apa-apa bagi publik (ini tafsiran layar depan). Tapi tafsiran di belakang layar, ada yang menafsirkan itu pertemuan penting, bahkan sangat penting, bagi publik. Tapi memang, efek dari pertemuan itu tak akan bisa dirasakan sekarang, tapi beberapa saat ke depan sampai penentuan Ketua MPR dan pengumuman Kabinet.

Seperti pertemuan Jokowi dan Prabowo, pertemuan Megawati dan Prabowo, juga dianggap sebagai pertemuan dua sahabat lama, yang sebetulnya nyaris tak punya masalah berarti. Tapi, kenapa belakangan mereka seperti terpisah jauh, bak barat dan timur? Dijawab ada "orang ketiga", ini seperti sinetron yang melelahkan.

Yang tercatat sedikit sebagai kendala, adalah soal kesepakatan Batu Tulis saat pasangan Mega-Pro (Megawati-Prabowo) dideklarasikan pada Pilpres 2009. Kira-kira, kesepakatan itu, mestinya tahun 2014 giliran PDIP yang mengusung Prabowo sebagai capres. Tapi, muncul nama Jokowi yang spektakuler. Anehnya, Prabowo dan Megawati jualah yang pertama kali menenteng tangan Jokowi ke Jakarta.

Bedanya, Megawati akhirnya bertekuk lutut pada sejarah, dan menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi untuk berada di depan sebagai capres 2014. Sementara Prabowo tetap berada di depan, tak mau turun panggung seperti Megawati dan malah memilih menjadi penantang Jokowi, orang yang dulu ditenteng tangannya masuk ke Jakarta.

Akhirnya, sejarah Megawati dan Prabowo juga berbeda dan terpisah, malah berseberangan. Prabowo tak hanya mencoba sekali, bahkan dua kali. Dan Prabowo berakhir dengan kekalahan yang menyedihkan, mungkin juga menyakitkan. Semakin campur-aduk karena juga melibatkan publik secara luas seperti tak terbendung lagi.

Kini, semua sudah selesai. Prabowo seperti ingin mengakhiri semuanya. Mitra koalisinya sudah pada kocar-kacir melakukan deal-deal politik sendiri lebih dulu. Ia mulai bergerak di akhir dan lebih efektif karena hanya dia yang bisa melakukannya, tanpa sekat-sekat yang berarti.

Kini, giliran bekas mitra koalisinya dan lawan koalisinya yang ketar-ketir dengan pertemuan-pertemuan itu. Hukum aksi-reaksi terus berjalan. [By Erizal]

[Video - Pertemuan Prabowo Megawati]
Baca juga :