[PORTAL-ISLAM.ID] Pagi-pagi buta, Andi Arief kirim pesan WhatsApp. Surat Presiden SBY. Sorenya rame. Jadi polemik. Denny JA menggoreng "Pernyataan Sikap SBY".
SBY dikatakan abu-abu. Main dua kaki. Denny JA kilik-kilik. Lempar harapan SBY blocking ke Jokowi-Maruf. Produksi ketegangan di antara kader partai pengusung.
Publik kurang sadar seputar “persepsi internasional" dan “peran presiden SBY" di putaran pilpres kali ini.
Presiden SBY adalah ”international guarantor” bagi Paslon Prabowo-Sandi. Sebagai TNI, dia pegang Sapta Marga. NKRI harga mati. Dia akan lawan gerakan ekstrem kiri-kanan yang hendak mengganti Pancasila.
Ada tiga hal yang ditakuti dunia, komunisme, junta militer dan ekstrem kanan.
Presiden SBY jamin kepemimpinan Jenderal Prabowo Subianto tidak akan membuat Indonesia sebagai negeri junta militer seperti Burma di masa lalu.
Orbit Indonesia yang belakangan condong ke Beijing akan dikembalikan ke posisi tengah.
Surat SBY seputar GBK menandaskan tidak ada elemen radikal semacam ISIS dalam tubuh organik paslon Prabowo-Sandi. Karena ada SBY.
Partai Demokrat menurunkan massa di GBK. Benderanya berkibar-kibar di samping PAN, PKS dan Berkarya.
Surat SBY ditujukan pada dunia internasional. Sebuah pernyataan, dia masih ada di paslon Prabowo-Sandi. Menetralisir kemungkinan salah-persepsi mata dunia seputar gerakan Islam radikal.
Jadi Denny JA dan Jokower nggak perlu "gede-rasa" dengan halusinasi SBY akan loncat kubu di detik terakhir. There is no turning point.
Penulis: Zeng Wei Jian