"Propaganda ala Rusia" by Zeng Wei Jian


[PORTAL-ISLAM.ID]  Capres Joko Widodo menyatakan ada timses menyiapkan propaganda ala Rusia. Pihak Embassy Rusia bereaksi. TKN semaput. Sekjen Karding pasang badan redam tensi. Kompensasi dari bargain jatah 10 kursi menteri PKB.

Sudah dua kali eskalasi suhu sociopolitical climate bilateral RI-Rusia naik. Sebelumnya, Caleg PSI Tsamara Amini merobek ketenangan Rusia.

Pengaruh Rusia di atas catur politik Indonesia nyaris tak terdengar. Baru di rezim ini, Rusia bolak-balik sibuk klarifikasi atas statement politisi lokal.

Phobia Rusia ala Capres Joko Widodo mirip histeria Hillary Clinton. Tipologinya serupa. Rezim Jokowi-Jeka merupakan proxy Obama. Dan Hillary adalah penerus Liberals Obama yang kalah oleh kolaborasi Trump-Putin nasionalistik camp.

Di belakang Hillary, ada the old establishment Yahudi, Soros, Rothschild, Rockefeller, Liberal, Leftist, LGBT, feminis, Social justice warrior, Antifa, hypocrites dan atheist.

Mereka hendak menciptakan New World Order dan One Nation Under God.

Penggunaan terminologi pejoratif “Propaganda Rusia” menyiratkan sebuah kepanikan yang disebut Jennifer Panning of Evanston dengan “Trump Anxiety Disorder”.

Capres Joko Widodo yang baru saja diberi gelar “Cak Jancuk” oleh pengikutnya sendiri dinilai kurang memahami hubungan internasional.

Tapi menurut saya, dia hebat. Dia sengaja menggunakan istilah “Propaganda Rusia” sebagai bahasa politik menarik dukungan Beijing dan Australia.

Kubu Joko Widodo mengira sekalipun relasi Sino-Russian bersifat “close and cordial”, terutama di level aliansi geopoliticaland regional dan punya significant levels of trade, tapi bisa berbeda kepentingan di “Masalah Indonesia”.

Di Pilpres Amerika, Xi Jinping lebih condong ke blok Hillary. Sedangkan Putin preferred Trump.

Di bawah Putin’s leadership, Moscow merayap hendak mengembalikan statusnya sebagai global power.

Russian Pacific Fleet meningkatkan kekuatan dengan menambah 11 nuclear-powered dan diesel-electric submarines, plus 19 unit warship.

Baru-baru ini, Rusia menggelar latihan perang terbesar selama 37 tahun. The Vostok 2018 war games menyertakan 297 ribu prajurit, seribu pesawat tempur dan 80 kapal perang.

Selain menggelar joint exercise dengan Pakistan, kapal-kapal perang Rusia beroperasi di Samudera Hindia dan Pasifik.

April 2019 akan menjadi panggung pembuktian kekuatan aliansi fleet Jokowi-Maruf-Australia-Beijing-Liberal-Globalist Agenda.

Penulis: Zeng Wei Jian
Baca juga :