Putaran Dua: SBY Jadi Penentu Kemenangan Ahok-Djarot atau Anies-Sandi!


[PORTAL-ISLAM] Di beberapa hasil quick count atau penghitungan cepat lembaga surei, calon gubernur-wakil gubernur Agus Harimurti dan Sylviana Murni mendapat perolehan suara paling buncit. Sehingga, pasangan nomor urut 1 ini diprediksi bakal terlempar dari Pilgub DKI. Sedangkan, pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat mendapat suara yang saling berkejaran di angka sekitar 40 persen. Jika suara kedua pasangan itu tak bisa menembus 50 persen, maka pilkada DKI dipastikan akan berlangsung dua putaran.

Di puratan kedua inilah, peran Susilo Bambang Yudhono akan begitu besar. Meski sang anak, Agus kalah, Ketua Umum Partai Demokrat itu bisa menjadi penentu kemenangan Ahok atau Anies. Sebab, besar kemungkinan dia bisa mengarahkan suara pendukung anaknya ke salah satu calon.

"Betul. Bisa masuk akal juga (SBY bakal jadi faktor penentu)," ujar Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing  kepada JawaPos.com, Rabu (15/2).

Namun kendati demikian, SBY tidak bisa begitu saja mengarahkan dukunggan semua ke salah satu pasangan. Mengingat masyarakat Jakarta sudah cerdas dan tidak mudah untuk diiming-imingi. "Pemilih Jakarta rasional yang tidak mudah diarahkan. Kalaupun bisa diarahkan paling antara 5 sampai 7 persen dari total suara yan diperoleh," katanya.

Sementara itu, tutur Emrus kemungkinan SBY akan memberikan dukungan ke pasangan Anies dan Sandiaga Uno. Mengingat SBY dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri memiliki hubungan yang tidak harmonis. "Kalau sementara kita lihat, kalau kita lihat relasi komunikasi politik yang terjadi kita presidiksi ke pasangan nomor 3 (Anies-Sandiaga)," ungkapnya.

Namun kendati demikian, bisa saja SBY memberikan dukungan ke Ahok. Mengingat politik tidak ada yang abadi. Semuanya bisa saja berubah sesuai denga kebutuhan. "Tapi dinamika politik sangat cair dalam hitungan menit. Jadi tidak ada musuh sejati, dan kawan sejati yang ada hanyalah kepentingan sejati, dan itu sanga tergantung pada dinamika politik," punkasnya. (cr2/JPG)

Sumber: Jawa Pos


Baca juga :