
......
"Belanda menyerang pada saat Negara kita baru saja mengatasi ujian yang berat sekali (Pemberontakan PKI di Madiun, 18 September 1948), pada saat kita baru saja dapat memadamkan suatu pemberontakan yang telah banyak sekali meminta korban dari rakyat, hingga melemahkan keadaan Negara, baik ekonomi maupun militer.
Belanda menyerang pada hari Minggu, hari yang biasanya dipergunakan oleh kaum Nasrani untuk memuja Tuhan. Mereka menyerang pada saat mereka tidak lama lagi akan merayakan hari Natal Isa as, hari suci dan perdamaian bagi umat Nasrani. Justru karena itu semuanya maka lebih-lebih perbuatan Belanda yang mengaku dirinya beragama Kristen, menunjukkan lebih jelas dan nyata sifat dan tabiat bangsa Belanda: liciknya, curangnya, dan kejamnya.
"Belanda menyerang pada saat Negara kita baru saja mengatasi ujian yang berat sekali (Pemberontakan PKI di Madiun, 18 September 1948), pada saat kita baru saja dapat memadamkan suatu pemberontakan yang telah banyak sekali meminta korban dari rakyat, hingga melemahkan keadaan Negara, baik ekonomi maupun militer.
Belanda menyerang pada hari Minggu, hari yang biasanya dipergunakan oleh kaum Nasrani untuk memuja Tuhan. Mereka menyerang pada saat mereka tidak lama lagi akan merayakan hari Natal Isa as, hari suci dan perdamaian bagi umat Nasrani. Justru karena itu semuanya maka lebih-lebih perbuatan Belanda yang mengaku dirinya beragama Kristen, menunjukkan lebih jelas dan nyata sifat dan tabiat bangsa Belanda: liciknya, curangnya, dan kejamnya.
Mungkin sekali karena serangannya tiba-tiba itu mereka telah berhasil menawan Presiden, Wakil Presiden, Perdana Menteri, dan beberapa pembesar lain. Dengan demikian, mereka menduga menghadapi suatu keadaan Negara Republik Indonesia yang dapat disamakan dengan Belanda sendiri pada suatu saat, ketika rakyatnya radeloos (kehilangan akal), pemimpinnya redeloos (putus asa) dan negaranya reddeloos (tidak dapat ditolong lagi).
Tetapi kita membuktikan bahwa perhitungan Belanda itu sama sekali meleset. Belanda mengira bahwa dengan ditawannya pemimpin-pemimpin kita yang tertinggi, pemimpin-pemimpin lain akan putus asa.
Negara Republik Indonesia tidak tergantung kepada Soekarno-Hatta, sekalipun kedua pemimpin itu adalah sangat berharga bagi bangsa kita.
Patah tumbuh hilang berganti. Hilang pemerintah Soekarno-Hatta, sementara atau selama-lamanya, rakyat Indonesia akan mendirikan pemerintah yang baru, hilang pemerintah ini akan timbul yang baru lagi.
Pemerintah sekarang ini (PDRI) dibentuk karena ada kemungkinan yang besar bahwa pemerintah Soekarno-Hatta tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai biasa. Oleh karena itu, segera dibentuk suatu pemerintah baru untuk menghilangkan keraguan-keraguan baik ke dalam maupun keluar. Pemerintah sekarang akan menyerahkan kekuasaannya sesudah Pemerintah yang dipimpin oleh Presiden dan Wakil Presiden kita nyata sudah bebas kembali. Kepada seluruh Angkatan Perang Negara Republik Indonesia kami serukan: Bertempurlah, gempurlah Belanda dimana saja dan dengan apa saja mereka dapat dibasmi. Jangan meletakkan senjata, menghentikan tembak-menembak kalau belum ada perintah dari pemerintah yang kami pimpin. Camkanlah hal ini untuk menghindarkan tipuan-tipuan muslihat musuh."
catatan admin:
*diambil dari buku "Partai Islam di Pentas Nasional 1945-1965" karya (alm) DR Deliar Noer, cetakan pertama 1987, terbitan grafitipers, halaman 466.
*buku ini saya beli di tb walisongo jakarta 24 april 1994, kenangan saat masih mahasiswa
---
posted by: pkspiyungan.blogspot.com
Tetapi kita membuktikan bahwa perhitungan Belanda itu sama sekali meleset. Belanda mengira bahwa dengan ditawannya pemimpin-pemimpin kita yang tertinggi, pemimpin-pemimpin lain akan putus asa.
Negara Republik Indonesia tidak tergantung kepada Soekarno-Hatta, sekalipun kedua pemimpin itu adalah sangat berharga bagi bangsa kita.
Patah tumbuh hilang berganti. Hilang pemerintah Soekarno-Hatta, sementara atau selama-lamanya, rakyat Indonesia akan mendirikan pemerintah yang baru, hilang pemerintah ini akan timbul yang baru lagi.
Pemerintah sekarang ini (PDRI) dibentuk karena ada kemungkinan yang besar bahwa pemerintah Soekarno-Hatta tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai biasa. Oleh karena itu, segera dibentuk suatu pemerintah baru untuk menghilangkan keraguan-keraguan baik ke dalam maupun keluar. Pemerintah sekarang akan menyerahkan kekuasaannya sesudah Pemerintah yang dipimpin oleh Presiden dan Wakil Presiden kita nyata sudah bebas kembali. Kepada seluruh Angkatan Perang Negara Republik Indonesia kami serukan: Bertempurlah, gempurlah Belanda dimana saja dan dengan apa saja mereka dapat dibasmi. Jangan meletakkan senjata, menghentikan tembak-menembak kalau belum ada perintah dari pemerintah yang kami pimpin. Camkanlah hal ini untuk menghindarkan tipuan-tipuan muslihat musuh."
catatan admin:
*diambil dari buku "Partai Islam di Pentas Nasional 1945-1965" karya (alm) DR Deliar Noer, cetakan pertama 1987, terbitan grafitipers, halaman 466.
*buku ini saya beli di tb walisongo jakarta 24 april 1994, kenangan saat masih mahasiswa
---
posted by: pkspiyungan.blogspot.com