Palestina dan Kembalinya Pemahaman Syariat Jihad yang Benar

Palestina dan Kembalinya Pemahaman Syariat Jihad yang Benar

Oleh: Fauzan Inzaghi

Sejak selesai perang dingin ada satu makna yang hilang dalam islam yaitu kesalahpahaman tentang makna jihad, khususnya dikalangan islam politik (harakiyun), kesalahpahaman ini berhasil dimanfaatkan oleh barat, dengan membuat ketidakstabilan di negara-negara islam, beberapa perang saudara karena fikih jihad yang salah dipahami, tidak terhitung nyawa melayang akibat kesalahpahaman ini.

Puncaknya di musim semi arab yang membuat beberapa negara porak poranda, dan tentu hal ini meninggalkan luka mendalam bagi umat Islam. Hanya saja dibalik kepedihan selalu ada hikmah, salah satunya adalah melemahnya kelompok haraky hampir diseluruh dunia, dan mulai menyebarnya pemahaman benar tentang jihad dalam islam terutama dikalangan para pelajar agama, yang mana dengan begitu ajaran benar itu bisa digapai dengan mudah diakar rumput

Walau demikian, kesalahpahaman yang hampir 2 dekade lebih itu masih menyisakan beberapa persoalan:

Pertama, rasa trauma terhadap peperangan yang membuat orang secara psikologi agak sedikit alergi dengan kata jihad, ini menjadi masalah, karena walau mereka meyakini bahwa syariat jihad beneran ada, tapi secara implisit mereka merasa sudah tidak relevan lagi. Walau tidak mengatakan secara terang-terangan. Tapi mereka merasa bahwa syariat jihad itu hanyalah milik kelompok ekstrim.

Sehingga mendengar kata jihad saja, membuat sebagian orang kurang suka, di level sebagian mereka akan merasa risih dengan jihadnya nabi melawan kafir Quraisy, karena menurut mereka semua harus dilakukan dengan damai. Dan sebagian mengalihkan maknanya pada jihad mencari nafkah, jihad mencari ilmu, bukan jihad dalam arti berperang. Dan ini jika berkepanjangan tidak bagus, karena bisa dianggap bahwa segala bentuk perang adalah sesuatu yang tidak baik, bahkan jihad sekalipun.

Kedua, yang ini mungkin paling banyak terjadi di kalangan muda, mereka beneran hilang bayangan tentang jihad, karena merasa syariat ini begitu jauh dengan kehidupan. Mereka tidak memiliki contoh nyata tentang jihad yang sebenarnya. Sehingga kata-kata seperti mujahid, berjuang fi sabilillah, syahid, jadi kata-kata asing bagi mereka, karena mereka ga pernah melihat jihad yang benar, karena segala yang mereka liat dan dengar diberita adalah jihad yang bermasalah. 

Ini juga menjadi masalah baru. Karena suatu saat akan melahirkan dua kelompok ekstrim. Ekstrim pertama akan merasa risih pada syariat jihad, sampai pada hal yang perlu berjihad pun mereka akan menganggap itu hanya perang yang sia-sia. Dan ekstrim kedua yang suatu saat, jika mendengar kata jihad mereka akan semangat melakukannya tanpa ilmu yang benar, akhirnya jihad yang salah akan dilakukan kembali

Dan karena hikmah yang Allah inginkan, sebelum syariat jihad makin jauh dari kehidupan umat islam, dan kesalahpahaman tentangnya bertambah, Allah perlihatkan kembali tentang orang yang melakukan jihad yang benar menurut syariat. Melalui Badai Al-Aqsa di Palestina, jihad yang hampir terlupakan itu kembali diingat. Kita jadi melihat kembali orang yang melaksanakan ibadah jihad dengan benar dan sesuai syariat. 

Anak-anak kembali melihat contoh jihad yang benar. Mereka kembali mengenal para mujahid dan mengidolakannya. Mereka kembali bangga dengan para mujahid sebagaimana para sahabat dan anak-anak mereka dulu begitu membanggakan para mujahid. Mereka jadi mengerti kenapa jihad harus ada, kapan waktu yang tepat untuk jihad, dan kenapa syariat jihad itu sangat penting. 

Tentu masih ada saja yang menganggap itu hanya sekedar perang politik, kita memaklumi karena puluhan tahun kesalahpahaman terjadi tentu tidak akan langsung benar pemahamannya. Tapi kebanyakan muslim yang menganggap syariat itu penting, dan mereka itu mayoritas, telah mengerti arti jihad yang benar, dan melihat sendiri prakteknya, ini bisa menjauhkan mereka dari berfikir ekstrim tentang jihad dimasa depan. 

Terimakasih kepada para mujahid di Palestina, yang sudah menghidupkan kembali sunnah hasanah, dengan memperlihatkan kepada kami tentang arti jihad sebenarnya, sehingga anak-anak kami bisa merasakan ruh jihad yang sesuai syariat yang benar, dimana jika ruh itu masih ada, maka izzah muslimin akan tetap terjaga di hati mereka, karena syariat jihad itu salah satu maqashidnya adalah menjaga izzah umat islam. 

Jadi apakah selama ini kita menentang jihad? Tidak, sama sekali tidak. Yang kita tentang selama ini adalah bentuk jihad yang salah. Saat jihad dilakukan dengan benar maka kita semua mendukungnya seperti yang sekarang ada di Palestina. Apa buktinya? Sekarang hampir seluruh ulama besar dunia, mendukung apa yang dilakukan pejuang Al Quds.

Maka sungguh benarlah sabda Rasulullah saw:

Akan senantiasa ada daripada umatku (sampai hari kiamat), sekumpulan orang yang terus menegakkan kebenaran dan tegas menghadapi musuh. Tidak ada yang bisa menghalangi perjuangan mereka walaupun banyak rintangan, melainkan semua itu hanyalah ujian, sampai datang janji Allah (akan kemenangan mereka). Mereka akan terus bertahan seperti itu. Sahabat bertanya, “Di mana mereka itu?” Baginda saw menjawab, “Mereka berada di Baitul Maqdis dan di kawasan sekitarnya.”
Baca juga :