Empat Menit Kebohongan yang Meremuk Redam Iraq, Waspada Bisa Menimpa Negeri Kita


Empat Menit Kebohongan yang Meremuk Redam Iraq

Percayakah bahwa satu kebohongan bisa meluluh lantakkan sebuah bangsa? Jika tak percaya, rehatlah sejenak dan bacalah paragraf-paragraf kecil ini hingga tuntas.

Salah satu negara yang mengalami tragedi getir ini adalah Iraq. Dua kali dihancurkan US, dan dua duanya dimulai dari kebohongan yang di gunakan untuk melegalkan invasi.

2014 silam, John Howard PM Australia era 1997-2007 dengan wajah datar menyampaikan pernyataan penting dalam salah satu sesi wawancara TV besar Australia.

Dengan gurat penyesalan, Howard menyampaikan bahwa dirinya malu telah turut andil membawa Australia turun serta dalam invasi ke Iraq 2003 lalu.

Dengan terang, Howard mengatakan bahwa isu utama kala itu yang di jadikan dasar US untuk mengajak sekutunya menyerang iraq ternyata hanya DUSTA.

Isu kepemilikan senjata pemusnah masal dan nuklir terbukti sebagai BULL SHIT paling menyejarah dalam era perang modern. Sayangnya itu diketahui dikemudian hari, setelah iraq luluh lantak dan menyisakan konflik hingga hari ini.

Salah satu yg membuat Howard merasa tertipu adalah KEKUATAN BAHASA yang digunakan intelejen US hingga data-data HOAX yang mendukung kebohongan ttg adanya senjata pemusnah massal dan potensi nuklir itu.

Lalu mundur lagi ke belakang,
Empat menit, ya.. hanya dengan lantunan kebohongan selama empat menit dari lisan gadis muda Nayirah, rakyat Amerika merestui invasi pertama mereka meremuk redamkan Iraq.

Akhir tahun 1990 dihadapan kongres US, Nayirah dengan rapi merapal kedustaan tentang kekejaman tentara Iraq. Di urai dengan tangisan yang disiarkan televisi dan media mainstream kala itu, kebohongan Nayirah serupa opera sabun yang mengaduk-aduk emosi rakyat Amerika.

Hill & Knowlton, adalah salah satu komunitas yang berperan sentral membuat viral isu ini. Dengan semboyan 'Citizens For A Free Kuwait', LSM ini menyebarkan video rekaman pengakuan Nayirah dan memutarnya secara terus menerus di forum-forum internasional. Hmm... anda berpikir tentang sesuatu?!?

Hingga akhirnya, tentara Amerika berduyun-duyun merobohkan segala yang ada di Iraq, hingga mengambil apa yang ada. Tentu saja yang utama adalah minyak. Pengobat sakaw kutukan krisis energi mereka kala itu.

Tapi kebohongan ini tak bertahan lama, peperangan yang berlangsung hingga Februari 1991 itu ditutup dengan pernyataan mengejutkan seorang wartawan di pertengahan Maret di tahun yang sama.

John Martin yang bertugas liputan di lapangan kala perang membantah pernyataan Nayirah, dan menyebut nua sebagai kebohongan. Lalu muncul lah hasil investigas wartawan lainnya bernama John MacArtur yang membuat dunia terhenyak.

Perempuan muda 15 tahun bernama Nayirah ini ternyata putri Dubes Kuwait untuk US. Lebih parah lagi, ternyata kebohongan nya memang sudah direncanakan dan dirancang sedemikian rupa. Hingga sebelum deklarasi kebohongan di depan kongres itu, orang tua Nayirah disebut dalam laporan John MacArthur meneken kontrak milyaran rupiah dan menyekolahkan Nayirah ke sekolah akting agar kebohongannya nanti membius banyak orang.

Kebohongan person to person, mungkin tak kan membahayakan siapapun, meski kemungkinan itu pun ada. Tapi kebohongan yang diciptakan oleh sebuah kekuasaan, lalu digerakkan secara sistemik, untuk melegalisir syahwat kuasa dan menutupi kebobrokan, adalah sebuah aib besar bagi sebuah peradaban. Meski mungkin, masa depan lah yang menghakiminya.

Memang, tak ada Nayirah di Indonesia...

Tapi aku seperti mengenalinya pada sosok perempuan muda itu..

Jakarta, 2 juni 2017

Di atas kereta Bengawan yang meluncur ke jawa.

(Andy Windarto)

*Sumber: fb


Baca juga :